Bisnis.com, JAKARTA - Aparat Kejaksaan Tokyo kembali menangkap mantan bos Nissan Motor Co, Carlos Ghosn setelah dilaporkan melakukan pelanggaran hukum baru atas pembayaran yang dilakukannya kepada sebuah diler kendaraan di Oman.
Penangkapan kembali, yang digambarkan NHK sebagai langkah yang sangat tidak biasa, menandai perkembangan dramatis terbaru atas mantan eksekutif itu.
Sebelumnya, dia pernah menghadapi kasus pembayaran tidak patut yang dilakukan oleh Nissan di bawah pengawasannya.
Jaksa penuntut menangkap Ghosn karena dicurigai melanggar kepercayaan, menurut jaringan media NHK, setelah mengunjungi kediamannya di Tokyo Kamis pagi.
Jaksa memintanya untuk tunduk pada pemeriksaan. Sebuah van perak diyakini membawa Ghosn kemudian meninggalkan kediamannya, menurut laporan NHK.
Dari rekaman kendaraan yang meninggalkan kediamannya terlihat jendelanya kendaraan itu tertutup oleh tirai, sehingga tidak mungkin untuk melihat siapa yang berada di dalam mobil.
Belasan pejabat dari kantor kejaksaan telah tiba lebih awal pada Kamis pagi di kediamannya, menurut NHK, namun tidak ada pihak yang bersedia memberikan komentar, baik kantor kejaksaan Tokyo maupun kantor pengacara Ghosn sebagaimana dikutip Reuters, Kamis (4/4/2019).
Penangkapan itu terjadi hanya sehari setelah Ghosn berjanji di Twitter bahwa dirinya akan mengadakan konferensi pers pada 11 April untuk "mengatakan yang sebenarnya" tentang tuduhan terhadap dirinya.
Ghosn pertama kali ditangkap di Tokyo pada bulan November tahun lalu dan menghadapi dakwaan pelanggaran keuangan dan pelanggaran kepercayaan.
Dia diduga tidak melaporkan gaji sekitar US$82 juta dan mentransfer kerugian finansial pribadi ke dalam sistem keuangan Nissan selama krisis keuangan.