Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Parlemen Inggris Kembali Gagal Sepakati Alternatif Brexit

Parlemen Inggris kembali gagal mencapai kesepakatan mayoritas terkait rencana alternatif Brexit sehingga menimbulkan ketidakjelasan sebelum negara itu memisahkan diri dari Uni Eropa dalam batas waktu dua pekan.
Demonstran demo di seberang Parlemen Inggris saat demo di London, Inggris, 29 Maret 2018./Reuters
Demonstran demo di seberang Parlemen Inggris saat demo di London, Inggris, 29 Maret 2018./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Parlemen Inggris kembali gagal mencapai kesepakatan mayoritas terkait rencana alternatif Brexit sehingga menimbulkan ketidakjelasan sebelum negara itu memisahkan diri dari Uni Eropa dalam batas waktu dua pekan.

Uni eropa (UE) telah menetapkan batas waktu 12 April bagi Inggris untuk menyetujui persyaratan pemisahan diri seperti yang diajukan Perdana Menteri Theresa May. Kalau tidak harus ada alternatif kalau tidak ingin rencana itu gagal.

Anggota parlemen sebelumnya sudah tiga kali menolak kesepakatan soal Brexit sehingga hal itu menjatuhkan wibawa pemerintahan.

Majelis Rendah Parlemen mengambil inisiatif minggu lalu dengan mengadakan pemungutan suara pertama untuk delapan opsi alternatif Brexit, tetapi tetapi gagal menemukan kesepakatan mayoritas pada salah satu dari opsi tersebut.

Kondisi itu menunjukkan parlemen kembali gagal menemukan kesepakatan mayoritas meskipun hasilnya dekat dengan rencana untuk mengadakan referendum kedua dan menegosiasikan serikat pabean permanen dengan Uni Eropa.

Sekretaris Brexit, Steve Barclay mengisyaratkan bahwa pemerintah sekarang sepakat untuk dilakukan pemungutan suara keempat minggu ini dan menghindari penundaan lebih lama untuk Brexit.

Dia memperingatkan bahwa jika tidak dicapai kesepakatan maka "posisi hukumnya adalah Inggris akan meninggalkan UE hanya dalam waktu 11 hari tanpa kesepakatan. Opsi itu disebut oleh para ahli dapat menyebabkan gangguan ekonomi yang sangat besar antara Inggris dan Uni Eropa.

"Kabinet akan kembali bertemu besok untuk mempertimbangkan hasil pemungutan suara di parlemen dan bagaimanapun hal ini harus dilanjutkan" kata Barclay sebagaimana dikutip ChannelNewsAsia.com, Selasa (2/4/2019).

Uni Eropa akan mengadakan KTT darurat pada 10 April mendatang dan mengingatkan bahwa Inggris berisiko mengakhiri hubungan dengan mitra dagang terbesarnya dua hari kemudian. 

"Dengan teman-teman Inggris kami, kami memiliki banyak kesabaran, tetapi bahkan kesabaran sudah hampir habis," kata Ketua Komisi Eropa Jean-Claude Juncker kepada saluran televisi Italia Rai 1.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper