Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Kazakhstan, Nursultan Nazarbayev menyatakan mengundurkan diri sebagai pemimpin negara Asia Tengah yang kaya minyak tersebut setelah tiga dekade berkuasa.
Nazarbayev, 78, memimpin bekas Republik Uni Soviet tersebut sejak 1989. Dia pernah memimpin di era Komunis kemudian sebagai presiden.
"Saya telah mengambil keputusan, yang tidak mudah bagi saya, untuk mengundurkan diri sebagai presiden," kata Nazarbayev dalam pidato yang disiarkan televisi sebagaimana dikutip ChannelNewsAsia.com, Rabu (20/3/2019).
Kassym-Jomart Tokayev, 65, ketua Majelis Tinggi Parlemen akan mengambil alih sebagai penjabat presiden negara itu untuk sisa masa jabatannya sesuai konstitusi, ujar Nazarbayev.
Tokayev adalah mantan perdana menteri dan diplomat karier.
Nazarbayev mengatakan akan terus memimpin Dewan Keamanan dan tetap menjadi pemimpin partai Nur Otan yang mendominasi parlemen. Sedangkan, masa jabatan Nazarbayev berakhir pada Maret 2020.
Keputusan pengunduran diri itu dilakukan akibat meningkatnya ketidakpuasan sosial dan ekonomi setelah penurunan harga minyak pada tahun 2014.
Bulan lalu Nazarbayev mengumumkan paket pengeluaran beberapa miliar dolar untuk program sosial dan gaji negara. Dia juga menjanjikan investasi besar dalam infrastruktur.