Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPN Klaim Unggul di Survei Internal, TKN Bilang untuk Menghibur Diri

TKN Jokowi-Ma'ruf menyebut bahwa klaim BPN terkait tingginya elektabilitas Prabowo-Sandiaga di survei internal mereka, merupakan upaya menghibur diri semata.
Ace Hasan Syadzily, Juru Bicara TKN Jokowi-Ma'ruf/Bisnis-Aziz R
Ace Hasan Syadzily, Juru Bicara TKN Jokowi-Ma'ruf/Bisnis-Aziz R

Bisnis.com, JAKARTA — TKN Jokowi-Ma'ruf menyebut bahwa klaim BPN terkait tingginya elektabilitas Prabowo-Sandiaga di survei internal mereka, merupakan upaya menghibur diri semata.

Hal ini diungkap Juru Bicara TKN Jokowi-Ma'ruf Tb Ace Hasan Syadzily yang sangsi terhadap elektabilitas Prabowo-Sandiaga yang diklaim mendekati, bahkan melebihi elektabilitas petahana Jokowi-Ma'ruf dalam survei internal BPN Prabowo-Sandi.

"Pasti mereka akan curiga dengan lembaga-lembaga survei yang memenangkan kami yang selisihnya di atas 20% seperti halnya survei SMRC, LSI Denny JA, Cyrus Network, Populi Center, Indikator Politik Indonesia, dan lain-lain. Kenapa mereka curiga? Ya karena mereka kalah jauh," ungkap Ace dalam keterangan resminya, Senin (11/3/2019).

"Survei internal yang dibuat mereka [BPN Prabowo-Sandi] ini tujuannya sederhana, untuk menghibur diri mereka sendiri dan memberikan motivasi kepada pendukungnya supaya tidak down," tambahnya.

Dalam hal ini, Ace pun menjamin bahwa lembaga survei seperti Saiful Mujani Research Center (SMRC) merupakan lembaga independen yang tak berkaitan dengan TKN Jokowi-Ma'ruf.

Seperti diketahui, survei terakhir SMRC menyebut elektabilitas Jokowi-Ma'ruf kini telah mencapai angka 54,9%, berbanding Prabowo-Sandi 32,1%. Sedangkan yang belum menentukan pilihan sebesar 13% dari basis suara.  Artinya, selisih elektabilitas berdasarkan survei SMRC telah sejauh 22,8%.

Sebab itulah, Ace mengimbau agar publik kritis dalam melihat rekam jejak lembaga survei. Dirinya mengklaim bahwa publik patut mempertanyakan sebuah lembaga survei, apabila hasilnya berbeda dari mayoritas lembaga survei yang menempatkan selisih elektabilitas Jokowi-Ma'ruf unggul di atas 20%.

"Publik perlu kritis terhadap hasil survei dari lembaga survei yang partisan. Lihat dulu track record lembaga survei tersebut. Sandingkan dengan hasil lembaga survei yang lain," ujar Ace.

"Kalau hasil surveinya nyeleneh sendiri, patut diduga lembaga survei tersebut sedang membangun framing politik," tutupnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper