Sinyal Halus
Terlepas dari keengganan pemerintah Saudi mengomentari kabar keretakan ini, Direktur Brookings Intelligence Project dan veteran CIA Bruce Riedel mengungkapkan ada sinyal halus yang menunjukkan bahwa telah terjadi sesuatu di dalam keluarga kerajaan.
"Kehadiran Putra Mahkota yang sehat dalam penyambutan Raja setelah melakukan kunjungan luar negeri merupakan tanda penghormatan dan refleksi keberlangsungan pemerintah. Fakta bahwa ia tak hadir karena suatu halangan atau karena tak diundang akan menjadi perhatian bagi keluarga kerajaan," ungkap Riedel.
Pengamat lain mengatakan mungkin saja ada salah tafsir dalam memandang situasi di Arab Saudi.
Neil Quilliam, analis dari Middle East and North Africa programme at Chatham House mengatakan, meski Pangeran MBS mengumumkan perombakan posisi ketika ayahnya tak ada di Saudi, hal itu mungkin dilakukan dengan persetujuan Raja Salman. Namun pada saat yang sama, ungkap Qulliam, aksi MBS juga memberi isyarat bahwa ia ingin terus melakukan perubahan sekaligus menegaskan otoritasnya.
"Kita telah melihat perbedaan antara keduanya, terutama soal isu Yerusalem, tetapi MBS tak mungkin melawan ayahnya. Ia tetap membutuhkan dukungan sang ayah sebagai legitimasi atas setiap kebijakan yang ia ambil," ujar Quilliam.
Berkenaan dengan absennya MBS dalam penyambutan Raja Salman setelah berkunjung ke Mesir, Quilliam mengatakan hal itu memang melanggar protokol, namun bisa saja ada sejumlah alasan yang menghalanginya untuk hadir.