Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief memberi nilai C untuk pidato kebangsaan calon presiden inkumben Joko Widodo atau Jokowi di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Minggu (24/2/2019).
Andi menilai pidato kebangsaan Jokowi tak mengemukakan gagasan yang komprehensif.
“Pidato Jokowi malam ini saya beri nilai C," kata Andi Arief, Minggu (24/2/2019) malam.
Andi juga mengomentari janji Jokowi memberikan dua kartu sakti untuk masyarakat jika terpilih kembali menjadi presiden. Dua kartu itu ialah Kartu Sembako Murah dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk kuliah.
Kartu Sembako dan KIP Kuliah itu, kata Jokowi, untuk memperkuat program keluarga harapan (PKH) dan KIP yang sebelumnya sudah berlaku untuk siswa setingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).
Acara pidato kebangsaan atau Konvensi Rakyat bertajuk "Optimis Indonesia Maju" itu diklaim dihadiri relawan mencapai 30 ribu orang.
Baca Juga
Menurut Andi Arief, Jokowi tak perlu sampai repot menggelar pidato kebangsaan. Dia berujar janji tersebut cukup disampaikan melalui konferensi pers oleh Menteri Sosial dan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
Andi Arief beranggapan, Jokowi seharusnya bicara ihwal arah Indonesia ke depan dari berbagai sisi. Kata dia, isu kawasan, dunia internasional, dan road map ekonomi seharusnya masuk dalam pidato capres petahana tersebut.
"Saya tidak mendengar proses penguatan dan konsolidasi demokrasi serta menjawab jalan keluar situasi yang sudah mengarah pada injustice (ketidakadilan)," ucap Andi Arief.
Selain Kartu Sembako Murah dan KIP Kuliah, Jokowi menjanjikan Kartu Pra Kerja atau kartu pelatihan kerja bagi masyarakat. Dia mengatakan program ini bertujuan meningkatkan keterampilan masyarakat yang belum bekerja dan korban PHK (pemutusan hubungan kerja).