Kabar24.com, JAKARTA — Daerah Pemilihan Aceh I merupakan salah satu wilayah kompetisi Pemilu Legislatif 2019 yang bakal menjadi medan pertarungan kembali mayoritas anggota DPR petahana.
Pada Pileg 2014, tujuh caleg terpilih duduk di Senayan dari tujuh partai politik berbeda. Hampir berselang lima tahun, tujuh orang tersebut masih duduk di DPR. Tidak ada yang berpindah ke parpol lain maupun berhalangan tetap.
Namun, hanya lima petahana yang kembali bertarung di Dapil Aceh I. Nama Muhammad Nasir Djamil dari Partai Keadilan Sejahtera dan Bachtiar Aly dari Partai Nasdem tidak lagi bercokol.
Pada Pileg 2014, Partai Demokrat menjadi penguasa Dapil Aceh I dengan meraup 209.598 suara. Sosok Susilo Bambang Yudhoyono menjadi salah faktor penting di balik capaian itu mengingat di masa pemerintahannya Aceh kembali damai.
Di bawahnya bertenger Partai Gerindra yang memperoleh 184.538 suara. Walaupun Ketua Umum DPP Gerindra Prabowo Subianto pernah memimpin operasi militer di Aceh, tetapi dia bersekutu dengan bekas-bekas petinggi Gerakan Aceh Merdeka yang berhimpun di Partai Aceh.
Faktor Partai Aceh yang merupakan parpol lokal terkuat di Aceh memang menjadi pembeda Serambi Mekah dengan daerah lain. Lewat aliansi dengan parpol nasional sajalah mereka bisa mengirimkan kader ke DPR.
Jika partai bentukan SBY dan Prabowo menjadi ‘penguasa’ di Dapil Aceh I, berbeda nasib dengan Megawati Soekarnoputri yang partainya gagal mengirimkan satu wakil pun ke Senayan. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) hanya mendapatkan 35.419 suara, kedua terbawah dari 12 parpol nasional yang berlaga 5 tahun silam.
Karena itu, Pileg 2019 menjadi pertaruhan bagi PDIP untuk membuktikan diri sebagai kekuatan politik nomor wahid yang terwakili di seluruh negeri. PDIP tetap mengandalkan ketokohan Ketua DPD PDIP Aceh Karimun Usman dan Ramond Doni Adam yang mewakili generasi milenial.