Bisnis.com, JAKARTA - Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengungkapkan keprihatinannya atas fakta kian terpuruknya kehidupan petani di Tanah Air akibat impor pangan yang dilakukan pemerintah secara ugalan-ugalan.
Prabowo mengungkapkan hal itu saat bersilaturrahmi dengan sejumlah tokoh agama, tokoh masyarakat, petani dan kelompok relawan se-Kabupaten Grobogan di di Kyriad Grand Master Hotel, Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah, Kamis (14/02/2019).
"Saya melihat dan menyaksikan sendiri, tidak ada yang membantu dan membela para petani kita. Di banyak negara seperti Jepang, Vietnam, Australia, dan Amerika, para petani dibela, dibantu dan dilindungi oleh pemerintahnya," kata Prabowo, sebagaimana pernyataan pers Media Center Prabowo-Sandi.
Prabowo mengatakan jika rakyat memberikan mandat kepada Prabowo-Sandi melalui Pemilu Presiden 17 April 2019, berkomitmen untuk melindungi petani dan nelayan.
Langkah-langkah cepat untuk segera menghentikan impor pangan, memberikan subsidi benih, pupuk dan menjamin harga komoditas pertanian, telah disusun dan akan direalisasi demi memastikan kehidupan para petani bisa sejahtera.
"Saat menjabat nanti, kami akan menjamin harga gabah untuk para petani kita, kami akan siapkan pupuk dan benih di tempat-tempat para petani kita".
Ketua Umum DPP Partai Gerindra itu menambahkan dirinya akan berusaha menghentikan impor-impor pangan yang merugikan rakyat, apalagi saat para petani lokal tengah panen.
"Kalau rakyat kita sudah sejahtera, kalau sudah tidak ada kemiskinan, baru para pemimpin boleh istirahat," ujarnya.
Dalam kunjungannya ke Lampung pada akhir November 2018, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kapasitasnya sebagai calon presiden nomor urut 01 meminta pihak-pihak tertentu agar tidak menggunakan isu komoditas pangan untuk menyerang pemerintah.
Jokowi terang-terangan mengatakan bahwa dirinya selalu memantau pergerakan harga komoditas pangan. Dia juga menegaskan tingkat inflasi selama empat tahun pemerintahannya mampu dijaga stabil di kisaran 3% - 4% yang membuktikan bahwa harga bahan-bahan pokok selalu stabil.
"Harga ini jangan ada yang menggoreng, masuk ke pasar, enggak beli apa-apa, pas keluar ngomong harga mahal, harga mahal, harga mahal. Enggak mungkin orang super kaya datang tahu-tahu datang ke pasar, enggak mungkinlah. Datang ke pasar, enggak beli apa-apa, pas keluar bilang mahal, mahal, mahal. Haduuh," ujarnya. (Bisnis.com, 24/11/2018 ).