Bisnis.com, JAKARTA - Penduduk Vietnam dari usia muda sampai tua mengekspresikan kegembiraan mereka setelah mendengar dipilihnya Vietnam sebagai tuan rumah pertemuan tingkat tinggi kedua antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.
Penunjukan Vietnam sebagai tuan rumah dipastikan oleh Trump ketika menyampaikan Pidato Kenegaraan di hadapan Kongres pada Selasa (5/2/2019).
Kabar itu menuai sambutan baik dari warga Vietnam. Hal ini tak terlepas dari fakta bahwa negara Asia Tenggara yang dikuasai partai komunis itu pernah terlibat perang dengan Amerika Serikat dan kini justru menjadi salah satu sekutunya.
"Negara kami sekarang memiliki posisi baru dan dunia mempercayai kami," kata Pham Van Thau, seorang anggota partai komunis berusia 82 tahun, dikutip The Straits Times, Kamis (7/2/2019).
"KTT Trump dan KIM akan membuat dunia lebih memahami Vietnam," sambungnya.
Trump menyatakan pertemuan dengan Kim akan berlangsung pada 27-28 Februari, meski ia tak memperjelas kota mana yang akan menjadi lokasi. Kabar yang menyebutkan ibu kota Hanoi dan kota pinggir pantai Danang digadang-gadang menjadi lokasi pertemuan.
Baca Juga
Nguyen Hong Nhung, seorang mahasiswa pascasarjana di sana, berharap pertemuan ini dapat memperluas industri pariwisata yang sedang berkembang di negaranya.
"Kami memiliki kesempatan untuk menunjukkan kepada semua orang bahwa Vietnam adalah negara yang indah dan ramah," katanya.
Di Facebook dan platform media sosial lainnya, warganet menyambut kabar itu dengan suka cita dan menguatarkan pendapat mereka soal prospek KTT tersebut. Banyak dari mereka mengatakan Kim bahkan bisa mengambil inspirasi dari penyatuan kembali Vietnam utara dan selatan setelah perang.
"Mereka bertemu di Vietnam sehingga Kim dapat melihat bagaimana negara ini setelah penyatuan utara dan selatan," komentar Gia Hoang di otofun.net.
Sejumlah analis juga menilai pertemuan yang bakal menjadi kunjungan pertama Kim ke Vietnam, dapat menjadi gambaran baginya akan suatu model transformasi ekonomi pascaperang. Vietnam yang berhaluan komunis memiliki kecenderungan perekonomian yang liberal, kontras dengan Pyongyang yang memegang teguh paham Juche.