Bisnis.com, JAKARTA—Mabes Polri telah berkoordinasi dengan Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror dan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) untuk mengirimkan anggotanya ke Filipina terkait bom bunuh diri di Gereja Katedral Filipina.
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Syahar Diantono mengemukakan bahwa tim yang akan dikirimkan ke Filipina tersebut sudah siap berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri untuk mengkonfirmasi mengenai adanya WNI yang menjadi pelaku aksi teror bom bunuh diri di Gereja Katedral Filipina.
"Polri, Densus dan BNPT sudah siap berkoordinasi dengan Kemenlu di sana (Filipina) untuk memastikan apakah benar itu (pelaku) orang Indonesia atau bukan," tuturnya, Rabu (6/2/2019).
Menurut Syahar, tim tersebut sudah siap dikirimkan ke Filipina. Namun, untuk saat ini tim dari Polri, BNPT, dan Densus 88 Antiteror itu masih dalam tahapan koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri.
"Saat ini masih koordinasi ya. Kita tunggu saja," kata Syahar.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Filipina Eduardo Ao menuding pelaku penyerangan Gereja Katedral di Pulau Jolo Filipina adalah sepasang WNI yang telah lama dibina oleh Kelompok Teroris Abu Sayyaf.
Baca Juga
Hal tersebut terungkap karena pelaku bom bunuh diri tersebut diduga sudah mempelajari target serangan, melakukan pemantauan gereja secara rahasia dan membawa pasangan WNI itu ke Gereja Katedral Filipina untuk melakukan aksinya.
Tidak lama setelah aksi bom bunuh diri itu terjadi, Kelompok Teroris ISIS mengklaim bertanggungjawab atas insiden penyerangan gereja tersebut. Namun, sampai saat ini masih belum jelas identitas pelaku bom bunuh diri tersebut.