Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krisis Brexit Makin Kusut, Ratu Elizabeth II pun Angkat Bicara

Krisis Brexit yang berlarut-larut ‘membangunkan’ sang penguasa Inggris. Ratu Elizabeth II mendorong para elit politik agar mencari titik temu atas permasalahan yang tengah berkembang.
Ratu Elizabeth II/Eonline
Ratu Elizabeth II/Eonline

Bisnis.com, JAKARTA – Krisis Brexit yang berlarut-larut ‘membangunkan’ sang penguasa Inggris. Ratu Elizabeth II mendorong para elit politik agar mencari titik temu atas permasalahan yang tengah berkembang.

Seiring dengan mendekatnya batas waktu bagi Inggris untuk keluar dari Uni Eropa (Brexit) pada 29 Maret, negara ini berada dalam krisis politik terkeruh dalam setengah abad karena bergulat dengan bagaimana atau apakah akan keluar dari Uni Eropa.

Dalam sebuah pidato di Norfolk, Ratu Elizabeth II pun meminta agar Inggris mencari titik temu dan memahami gambaran besar atas situasi yang tengah berkembang.

Secara tidak langsung, ia meminta para elit politik untuk menyelesaikan krisis Brexit yang telah meresahkan investor maupun sekutu Inggris.

Meski tidak secara eksplisit menyebut Brexit dalam pidatonya itu, Ratu Elizabeth II mengatakan setiap generasi menghadapi "tantangan-tantangan dan peluang-peluang baru."

“Ketika kita mencari jawaban baru di zaman modern ini, saya akan lebih menyukai cara yang sudah dicoba dan diuji, seperti saling berbicara satu sama lain dan menghargai sudut pandang yang berbeda,” tutur Ratu Elizabeth II, seperti dilansir Reuters.

“[kemudian] berkumpul untuk mencari titik temu serta tidak pernah melupakan fakta paling penting atas situasi itu dan efeknya pada hal-hal lain,” tambahnya.

Sebagai kepala negara, Ratu Elizabeth II tetap bersikap netral soal politik di depan publik. Kendati demikian, oleh media setempat komentar Ratu Elizabeth tersebut ditafsirkan sebagai pesan yang disampaikan kepada kelas politik di Inggris.

The Times menyoroti headline-nya dengan judul “Akhiri perselisihan Brexit, titah Ratu kepada para politisi yang berselisih”. BBC juga sependapat bahwa sang Ratu bermaksud menyampaikan pesan dalam pidatonya itu.

Sementara itu, skema perpisahan Inggris dari Uni Eropa (Brexit) masih belum menemukan titik terang. Opsi perpanjangan tenggat waktu Brexit pun mengemuka.

Pemimpin oposisi Partai Buruh Jeremy Corbyn telah menemui Yvette Cooper, anggota Partai Buruh menginisasikan gerakan antar partai di parlemen untuk mendorong opsi penundaan Brexit.

Cooper diketahui juga telah mengajukan proposal kepada anggota Partai Konservatif Nick Boles. Sejauh ini setidaknya sudah ada 58 politisi dari lima partai di parlemen yang mendukung rencana ini.

Jika suara dari Partai Buruh dalam voting untuk menolak no-deal Brexit pekan depan kembali menjadi mayoritas maka bisa dikatakan proposal Cooper-Boyle akan berhasil. Di sisi lain, prospek penundaan Brexit telah membuat marah pendukung Brexit garis keras.

Saat anggota parlemen berselisih mengenai skenario Brexit, banyak perusahaan finansial yang mulai mengambil langkah untuk memindahkan dana yang disimpan di Inggris.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper