Bisnis.com, JAKARTA—Menteri Keuangan Perancis Bruno Le Maire menyampaikan bahwa tidak ada rencana yang tengah disiapkan untuk mengubah aliansi antara Renault SA dan Nissan Motor Co. saat ini.
Hal itu disampaikannya setelah Nikkei melaporkan bahwa Pemerintah Perancis tengah mengajukan sebuah integrasi yang dapat membawa Renault dan Nissan menjadi satu perusahaan holding.
“Tidak ada pembicaraan mengenai penyeimbangan ulang kepemilikan (shareholding re-balancing) maupun modifikasi dari kepemilikan silang antara Renault dan Nissan,” ujar Le Maire dalam sebuah wawancara bersama Journal du Dimanche, seperti dikutip Bloomberg, Minggu (20/1/2019),
Dia pun menegaskan bahwa Perancis ingin kepemimpinan yang solid dan stabil untuk menjalankan kerjasama Renault dan Nissan.
Sebelumnya, seorang sumber yang mengerti jalannya diskusi menyampaikan bahwa delegasi dari Perancis, termasuk Martin Bial (direktur Renault yang ditunjuk oleh Pemerintah Perancis), mengunjungi pejabat Pemerintah Jepang di Tokyo pekan lalu.
Dikabarkan oleh Nikkei tanpa mengutip sumber, pertemuan tersebut membahas mengenai rencana integrasi dan keinginan Renault untuk menunjuk direktur baru di Nissan setelah Carlos Ghosn ditangkap.
Adapun mantan Direktur dan CEO Nissan Carlos Ghosn telah ditangkap karena tuduhan melakukan penyelewengan keuangan. Dia pun terancam dapat mendekam di balik jeruji selama berdekade-dekade.
Dua bulan sejak berita penangkapan yang mengejutkan industri otomotif tersebut, Nissan pun telah mencopot jabatan Ghosn dalam rangka mereformasi dan menyusun ulang tata kepemimpinan perusahaan.
Skandal Ghosn tersebut juga membuat kemitraan Nissan dengan Renault , yang dipimpin oleh Ghosn selama dua dekade terakhir, menegang.
Nikkei menambahkan, Ghosn dilaporkan tengah merencanakan merger antara Nissan dan Renault sebelum penangkapannya. Namun demikian, sebuah konfirmasi yang dikirmkan ke juru bicara Nissan Nicholas Maxfield masih belum mendapat balasan.