Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Khotbah Lengkap Prabowo Dalam Pidato Kebangsaan

Peserta pemilihan presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno melakukan sosialisasi visi misi sebelum debat calon presiden dan calon wakil presiden diselenggarakan pada 17 Januari nanti. Pidato dengan tema Indonesia Menang ini adalah acara yang dibuat sendiri karena Komisi Pemilihan Umum batal menjadi fasilitator.
Calon Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, didampingi calon wakil presiden Sandiaga Uno saat berpidato di JCC Jakarta, Senin (14/1). (Twitter).
Calon Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, didampingi calon wakil presiden Sandiaga Uno saat berpidato di JCC Jakarta, Senin (14/1). (Twitter).

Bisnis.com, JAKARTA – Peserta pemilihan presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno melakukan sosialisasi visi misi sebelum debat calon presiden dan calon wakil presiden diselenggarakan pada 17 Januari nanti. Pidato dengan tema Indonesia Menang ini adalah acara yang dibuat sendiri karena Komisi Pemilihan Umum batal menjadi fasilitator.

Prabowo dalam orasinya mengatakan bahwa ada lima strategi dalam reorientasi pembangunan dan pengelolaan Indonesia yang dibutuhkan saat ini.

“Pertama swasembada pangan, kedua swasembada energi, ketiga swasembada air bersih, serta memiliki lembaga pemerintahan yang kuat, dan juga angkatan perang yang unggul,” katanya di Jakarta, Senin (14/1/2019).

Berikut adalah pidato lengkap Prabowo:

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam sejahtera, Syaloom, Om Swastiastu, Namo Buddhaya.

Selamat malam, yang saya hormati:

Tokoh-tokoh bangsa yang hadir pada malam ini,
Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono
Prof. Dr. Amien Rais
Dr. Zulkifli Hasan
Dr. Salim Segaf Al-Jufri
Dr. Mohamad Sohibul Iman

Pimpinan partai-partai politik pendukung saya, Anggota DPR RI dan DPRD RI, para pimpinan lembaga tinggi negara yang hadir di ruangan ini.

Para duta besar dan perwakilan negara-negara sahabat dan saudara-saudara sebangsa dan setanah air, di manapun engkau berada pada malam hari ini.

Terima kasih, pada malam ini, saudara telah meluangkan waktu untuk mendengarkan dan menyaksikan kami menyampaikan apa yang menjadi visi dan misi kami, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Saya ingin membuka pidato saya malam ini dengan membacakan sebuah sajak. Sajak yang menggambarkan mengapa kita berkumpul di sini, atau terhubung pada malam hari ini. Sajak ini ditemukan di kantung baju seorang perwira muda yang gugur dalam pertempuran di Banten pada tahun 1946.

“Kita tidak sendirian.
Beribu-ribu orang bergantung pada kita.
Rakyat yang tak pernah kita kenal.
Rakyat yang mungkin tak akan pernah kita kenal.
Tetapi apa yang kita lakukan sekarang akan menentukan apa yang terjadi kepada mereka.”

Saudara-saudara sekalian,

Malam ini ribuan dari kita berkumpul di sini dan puluhan juta terhubung ke ruangan ini dengan teknologi. Karena 92 malam lagi kita akan bersama-sama menentukan masa depan bangsa Indonesia.

Karena sesungguhnya pemilihan umum ini bukan pemilihan umumnya Prabowo, bukan pemilihan umumnya Sandiaga Uno. Tapi adalah pemilihan umumnya bangsa Indonesia.

Karena itu, kemenangan yang dapat kita rebut di 17 April 2019 nanti bukan kemenangan Prabowo. Bukan kemenangan Sandiaga Uno. Tapi kemenangan bangsa Indonesia.

Atas dasar keyakinan ini, kami ingin agar seluruh masyarakat Indonesia mengerti betul apa yang akan kami perjuangkan selama lima tahun mendatang jika kami dan partai-partai politik Koalisi Adil Makmur mendapat mandat rakyat pada pemilihan umum tanggal 17 April 2019 yang akan datang.

Kami juga ingin menyampaikan kepada saudara, apa-apa yang menjadi kegusaran kami, apa-apa yang mendorong kami untuk terus berada di kancah politik, dan menawarkan diri kami untuk memimpin Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Saudara-saudara sekalian,

Beberapa waktu yang lalu, saya mendapat laporan, seorang buruh tani, seorang bapak, bernama pak Hardi di Desa Tawangharjo, Grobokan, meninggal dunia karena gantung diri di pohon jati di belakang rumahnya. Almarhum gantung diri, meninggalkan isteri dan anak karena merasa tidak sanggup membayar utang, karena beban ekonomi yang dia pikul dirasa terlalu berat.

Selama beberapa tahun terakhir ini, saya mendapat laporan, ada belasan cerita tragis seperti almarhum Hardi ini.

Ada kisah seorang guru di Pekalongan gantung diri. Terakhir, tanggal 4 Januari lalu, ada ibu Sudarsi di Desa Watusigar, Gunungkidul gantung diri. Ini kisah-kisah yang masuk berita. Yang tidak masuk berita mungkin lebih banyak lagi.

Saya juga baru datang dari Klaten. Di situ, petani-petani beras bersedih, karena saat mereka panen 2 bulan yang lalu, banjir beras dari luar negeri.

Saya juga baru-baru ini dari Jawa Timur. Di sana, banyak petani tebu yang mengeluh, karena saat mereka panen, banjir gula dari luar negeri.

Sementara itu, banyak ibu-ibu di mana-mana mengeluh, harga gula di Indonesia 2 sampai 3 kali lebih mahal dari rata-rata dunia. Padahal, dulu Nusantara pernah jadi eksportir gula.

Saudara-saudara sekalian,

Inikah negara yang dicita-citakan dan diperjuangkan oleh para pendiri bangsa Indonesia? Bung Karno dan bung Hatta, oleh bung Syahrir, oleh Jendral Sudirman, oleh K.H. Hasyim Ashari dan K.H. Wahid Hasyim? Oleh K.H. Agus Salim, oleh bung Tomo?

Negara yang banyak rumah sakitnya menolak pasien BPJS karena belum mendapat bayaran sekian bulan, yang rumah sakitnya terpaksa kurangi mutu layanan. Negara yang 1 dari 3 anak balita nya mengalami gagal tumbuh karena kurang protein, karena ibunya juga kurang protein, kurang gizi selama masa mengandung.

Negara yang terus menambah utang untuk bayar utang, dan menambah utang untuk membayar kebutuhan rutin pemerintahan yaitu membayar gaji pegawai negeri. Negara yang membiarkan kondisi keuangan BUMN-BUMN utama kita dalam kondisi sulit. Garuda, pembawa bendera Indonesia, perusahaan yang lahir dalam perang kemerdekaan, rugi besar.

Pertamina, perusahaan penopang pembangunan Republik Indonesia, sekarang dalam kesulitan. Demikian juga PLN, demikian Krakatau Steel. Jika pun ada BUMN yang untung, untungnya tidak seberapa.

Negara di mana ada warganya yang tinggal hanya 3 jam dari Istana Negara, tidak mampu berangkat sekolah karena sudah 2 hari tidak makan. Negara yang beberapa waktu yang lalu panik karena puluhan anak-anak di Kabupaten Asmat meninggal karena kelaparan, karena pejabat-pejabat Pemerintahnya tidak hadir untuk membantu mereka yang paling membutuhkan.

Inilah kondisi yang saya sebut Paradoks Indonesia. Negara kaya, namun rakyatnya masih banyak yang miskin. Kalau kita tidak hati-hati, kalau kita tidak waspada, kalau kita tidak berubah, kalau kita tidak bertindak dengan segera, situasi ini akan terus berlanjut ke arah yang lebih buruk.

Kami maju dalam pemilihan ini, karena kami percaya hal-hal ini tidak boleh terjadi di negara yang sudah merdeka. Mudah sekali untuk berkata, "Indonesia akan bertahan 1.000 tahun kedepan".

Tapi, saudara-saudara sekalian, apakah negara yang tidak mampu membayar rumah sakit, yang tidak mampu menjamin makan untuk rakyatnya, yang tidak mampu punya militer yang kuat, dapat bertahan 1.000 tahun?

Apakah negara yang cadangan BBM nasionalnya hanya kuat untuk 20 hari, yang cadangan berasnya kurang dari 3 juta ton, dapat bertahan jika ada serangan, atau krisis keamanan?

Menteri Pertahanan yang sekarang pun mengatakan, jika perang, Indonesia hanya mampu bertahan 3 hari karena peluru kami hanya cukup untuk 3 hari perang. Ini bukan kami yang menyampaikan, tapi Pemerintah sendiri.

Kita harus ingat, persaingan antar bangsa itu keras. Sejarah peradaban manusia ribuan tahun itu keras. Jangan kita tergantung kepada bangsa lain. Jangan kita berharap bangsa lain akan baik, akan kasihan kepada kita.

Kita tidak boleh lupa rumus yang terkenal dari Thucydides, ahli sejarah yang hidup kurang lebih 50 tahun sebelum Masehi.

Hukum Thucydides mengatakan: The strong will do what they can, the weak suffer what they must. Jadi kalau dalam bahasa Indonesia, yang kuat akan berbuat apa yang dia mampu buat, yang lemah akan menderita apa yang dia harus menderita. Ini pelajaran diajarkan di semua lembaga kajian strategis, di semua sekolah militer seluruh dunia.

Saudara-saudaraku,

Saya telah sampaikan, kenapa saya dan Sandiaga Salahuddin Uno, dan partai-partai yang mengusung dan mendukung kami, maju dalam pemilihan umum tahun ini. Saya akan sampaikan apa yang kami akan lakukan, strategi apa yang kami gunakan, jika kami mendapatkan mandat untuk memimpin Indonesia dalam periode 5 tahun ke depan.

Saya juga akan sampaikan, apa yang kami harapkan dari saudara-saudara, sebagai sesama warga negara Indonesia, untuk mewujudkan apa-apa yang menjadi pokok-pokok pemikiran kami dan cita-cita kita bersama.

Saudara-saudaraku, sebangsa setanah air, di manapun berada.

Apa yang harus kita lakukan, adalah melakukan reorientasi pembangunan dan pengelolaan Republik Indonesia. Reorientasi pembangunan dan pengelolaan Republik Indonesia diperlukan karena bangsa yang kokoh hanya bisa diwujudkan jika negara tersebut bisa:

1. Swasembada pangan
2. Swasembada energi, yaitu bahan bakar
3. Swasembada air bersih
4. Serta memiliki lembaga-lembaga pemerintahan yang kuat, diantaranya sistim yudikatif, hakim-hakim yang unggul dan jujur, jaksa-jaksa yang unggul dan jujur, polisi-polisi yang unggul dan jujur, intelijen yang unggul dan setia kepada bangsa dan rakyat,
5. dan juga, angkatan perang yang unggul. Tentara yang kuat, tentara rakyat yang setia kepada rakyat dan bangsa. Tentara yang tidak kalah dengan tentara-tentara terbaik di dunia.

Saudara-saudaraku,

Visi misi kami, kami beri nama visi misi Indonesia Menang. Indonesia harus menang. Bukan jadi bangsa yang kalah. Bukan bangsa yang minta-minta. Bukan bangsa yang harus utang. Bukan jadi bangsa yang tidak membela rakyatnya sendiri.

Untuk mewujudkan Indonesia Menang, kita harus menjalankan strategi khusus, yang saya beri nama Strategi Dorongan Besar. Strategi yang dapat mewujudkan:

1. Swasembada pangan
2. Swasembada energi, yaitu bahan bakar
3. Swasembada air bersih, dan
4. lembaga-lembaga pemerintahan yang kuat

Saudara-saudaraku,

Untuk mencapai itu semua, kami menggariskan lima fokus utama program kerja nasional. Lima fokus solusi pemecahan persoalan bangsa.

Fokus pertama kami adalah mewujudkan ekonomi yang mengutamakan rakyat, ekonomi yang adil, ekonomi yang memakmurkan semua orang Indonesia, dan ekonomi yang melestarikan lingkungan Indonesia.

Agar lingkungan kita, tanah air kita, dapat digunakan oleh anak-anak, cucu-cucu dan serta cicit-cicit kita, generasi-generasi yang akan datang,

Dalam hal ini, kami akan ciptakan lapangan pekerjaan untuk rakyat kita, rakyat Indonesia. Serta kita akan tingkatkan daya beli masyarakat. Jika rakyat memiliki uang yang cukup, seluruh roda ekonomi akan berputar. Pabrik-pabrik akan berjalan. Produksi akan meningkat. Kebutuhan-kebutuhan rakyat akan terpenuhi.

Kita pernah bikin pesawat terbang yang canggih, produk-produk berteknologi tinggi. Saya bertanya, mampu atau tidak kita teruskan apa yang pernah kita lakukan dulu? Saya yakin jawabannya mampu.

Kita harus buat mobil nasional, helikopter, kapal-kapal niaga, kapal-kapal angkut, kapal-kapal perang. Teknologi-teknologi ini harus kita buat sendiri, karena kita bangsa ke-4 terbesar di dunia.

Industrialisasi adalah keharusan bagi negara kita. Kami akan jadikan industri di Indonesia seperti India, seperti Korea Selatan yang punya perusahaan-perusahaan industri kelas dunia. Bukan seperti sekarang. Pakar-pakar ekonomi mengatakan, sekarang sedang terjadi deindustrialisasi di Indonesia.

Kami juga akan pastikan, perusahaan-perusahaan BUMN penting kita, seperti Krakatau Steel, Pertamina dan Garuda kuat dan tidak terus menerus rugi. Bukan kita tidak terbuka pada bangsa lain, tapi kita tidak bisa lagi berada di piramida paling bawah!

Kami ingin anak-anak kita jadi pilot, nahkoda, pengusaha, bukan hanya jadi kacung bangsa lain! Semua pekerjaan yang halal adalah mulia, namun tentunya anak orang miskin berhak punya kesempatan jadi dokter, ahli hukum, atau perwira sekalipun.

Kami akan hentikan kebocoran uang ke luar negeri, dengan menerapkan kebijakan-kebijakan yang tepat dan adil bagi seluruh rakyat Indonesia. Kami akan berdayakan dan beri insentif kepada Usaha Menengah dan Kecil.

Kami akan berikan subsidi dan program bantuan sosial untuk lapis terbawah yang membutuhkan, untuk memastikan semua warga Indonesia mampu memenuhi kebutuhan pokoknya. Kami akan bangun infrastruktur yang tepat sasaran, dan bermanfaat bagi semua golongan masyarakat dengan tidak menggelembungkan harga-harga nilai proyek.

Kami akan pastikan bahwa utang Pemerintah tidak terus membengkak, apalagi membahayakan posisi keuangan Negara. Kami akan ubah jutaan hektar hutan yang sudah rusak, jadi hutan produktif untuk produksi pangan, energi dan air bersih, dan membuka lapangan pekerjaan untuk rakyat kita.

Kami akan dirikan Bank Tani dan Nelayan untuk membantu petani dan nelayan mendapatkan modal dan teknologi. Bagi saudara-saudara yang bertaruh nyawa di jalanan sebagai pekerja angkutan, kami akan berikan kepastian hukum untuk para pengemudi ojol, pengemudi taksi, pengemudi bis, dan tentukan tarif minimal yang menguntungkan pekerja dan pengusaha.

Semua prajurit, polisi dan petugas di daerah terpencil, kami akan perbaiki penghasilan mereka. Kebutuhan hakim, jaksa, polisi akan kami perbaiki, bila perlu naik berkali lipat karena mereka vital bagi jalannya Pemerintahan Republik Indonesia.

Fokus kedua kami adalah meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan sosial. Dalam hal ini, kami akan perangi kemiskinan, tingkatkan layanan kesehatan, dan tingkatkan kualitas pendidikan.

Pekerja-pekerja di bidang kesehatan dan pendidikan harus dihormati kualitas hidupnya. Gaji-gaji mereka harus kita perbaiki. Guru guru, terutama guru-guru honorer harus kita akomodir, harus kita perbaiki kualitas hidupnya.

Dengan program-program yang tepat sasaran seperti beasiswa atlet, beasiswa santri, dan transportasi gratis untuk pelajar, manula dan kaum disabilitas, kami akan pastikan jarak antara orang kaya dan orang miskin tidak semakin lebar.

Kami akan perbaiki tata kelola BPJS dan jaringan sosial lainnya untuk mencegah defisit dan meningkatkan layanan kesehatan yang berkualitas. Kami akan perjuangkan agar seluruh rakyat Indonesia memiliki jaminan kesehatan dan jaminan sosial lainnya.

Kami juga akan perkuat program Keluarga Berencana, agar Indonesia terhindar dari ancaman ledakan penduduk sehingga kita tidak jalan di tempat. Kami akan berjuang untuk sediakan susu gratis, dan makan siang gratis di setiap sekolah yang membutuhkan, kami harapkan akan kurangi stunting [tidak tumbuh normal akibat gizi buruk].

Sasaran kami, kita harus setara dengan tetangga kita. Untuk kaum difabel, kami akan bangun infrastruktur yang ramah bagi penyandang disabilitas, dan menjamin lapangan kerja yang tepat dan terhormat bagi difabel.

Kami akan perbaiki kualitas sekolah-sekolah, universitas hingga pondok pesantren dan madrasah-madrasah. Selain penguatan lembaganya, kami akan tingkatkan kesejahteraan guru dan tenaga pendidik, termasuk guru honorer, termasuk guru-guru di pesantren-pesantren dan madrasah-madrasah.

Kami juga akan bangun sebuah Lembaga Tabung Haji untuk mengelola calon-calon haji dan umrah kita, dan meringankan beban umat yang ingin menunaikan ibadah haji dan umrah. Kami ingin negosiasi dengan Arab Saudi untuk membangun gedung-gedung milik Indonesia di kota-kota suci untuk mengurangi kebutuhan biaya naik haji.

Fokus ketiga kami adalah memastikan keadilan hukum dan menjalankan demokrasi yang berkualitas. Untuk menjamin demokrasi, kami akan jamin kemerdekaan berserikat dan mengeluarkan pendapat, serta kebebasan pers.

Kami akan hentikan ancaman persekusi terhadap individu, organisasi dan insan pers yang berseberangan pendapat dengan Pemerintah. Kami akan pastikan ulama-ulama kita dihormati, dan bebas dari ancaman kriminalisasi. Ini menjadi sangat penting, karena peran ulama dalam kemerdekaan bangsa kita demikian penting.

Memang proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dikumandangkan di Jakarta. Tapi saya sampaikan di sini, kemerdekaan kita diuji di Jawa Timur, yang puncaknya adalah ditolaknya ultimatum asing oleh rakyat Jawa Timur, yang didukung resolusi jihad para ulama.

Karena itu, bagi bangsa Indonesia, janganlah pernah kita tidak hormati kiai-kiai kita, ulama-ulama kita, dan pemuka-pemuka agama lain yang membina kita. Kami juga akan pastikan tidak ada organisasi yang taat pada Pancasila dan UUD 1945, yang terstigma dan dihakimi tanpa pengadilan.

Kami akan pastikan hukum di negeri ini tidak pandang bulu dan tidak tebang pilih. Keadilan harus untuk semua, bukan untuk mereka yang kuat dan punya uang. Untuk memberantas korupsi, kami akan perkuat KPK, kepolisian, kejaksanaan dan kehakiman.

Kami akan pastikan tidak ada intervensi dan politisasi penegakan hukum dan pemberantasan korupsi di tanah air. Kami juga akan tingkatkan akuntablitas dan transparansi pengelolaan keuangan negara dari pusat hingga daerah.

Fokus keempat kami adalah menjadikan Indonesia rumah yang aman, yang nyaman bagi seluruh rakyat Indonesia. Keamanan nasional dan kedaulatan NKRI adalah prasyarat untuk pembangunan, kemajuan, dan kemakmuran.

Untuk itu, kami akan pastikan TNI menjadi angkatan pertahanan yang kuat dan bertaraf dunia. Kami juga akan tingkatkan kemampuan kepolisian agar mampu mengantisipasi dan mengatasi kejahatan-kejahatan baru seperti cyber crime, human trafficking, international drug trafficking, pencucian uang, dan lain sebagainya.

Lalu, kami juga akan tingkatkan kemampuan negara dalam melakukan pencegahan, deteksi dini, penanganan cepat, serta rehabilitasi dan rekonstruksi dalam kasus-kasus bencana alam.

Saudara-saudara sekalian,

Fokus kelima kami adalah penguatan karakter dan kepribadian bangsa. Kami percaya hal yang paling fundamental yang harus dimiliki bangsa Indonesia adalah karakter dan mental yang kuat.

Agar sebuah bangsa dapat merdeka, berdaulat, makmur dan menang, bangsa itu harus melalui proses nation building yang dicapai dari sebuah proses pembangunan karakter,character building.

Karena itu, bersamaan dengan buku visi misi Indonesia Menang, hari ini kami juga luncurkan buku yang memaparkan karakter dan mentalitas yang dibutuhkan untuk mewujudkan Indonesia Menang.

Kami akan tanamkan dan jalankan sikap-sikap dan filosofi-filosofi terbaik dari leluhur bangsa Indonesia. Sikap pendekar yang tidak kenal menyerah. Sikap sabdo pandito ratu yang selalu tepat ucapan. Sikap rame ing gaweh, sepi ing pamrih yang mendahulukan kepentingan yang besar. Sikap pemimpin bekerja agar wong cilik iso gumuyu. Sikap percaya pada kekuatan sendiri, berdiri di atas kaki kita sendiri, dan Sikap lebih baik mati daripada dijajah kembali.

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air, di manapun saudara berada.

Kita harus wujudkan keamanan untuk semua. Keadilan untuk semua. Kemakmuran untuk semua. Bukan keamanan hanya untuk orang kaya. Bukan keadilan hanya untuk yang bisa bayar. Bukan kemakmuran hanya untuk segelintir orang saja, yaitu kurang dari 1% penduduk Indonesia.

Seperti apa yang pernah disampaikan oleh Bung Karno, pada sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia 1 Juni 1945, saya kutip kata-kata beliau:

“Kita hendak mendirikan suatu negara untuk semua. Bukan buat satu orang, bukan buat satu golongan, bukan untuk bangsawan, bukan untuk orang kaya, tetapi untuk semua."

"Negeri ini, Republik Indonesia, bukanlah milik suatu golongan, bukan milik suatu agama, bukan milik suatu kelompok etnis, bukan juga milik suatu adat istiadat tertentu, tapi milik kita semua dari Sabang sampai Merauke."

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,

Ada yang menanyakan ke saya, “Apa program bapak ini tidak terlalu ambisius? Apa bapak yakin bisa jalankan semua ini?”

Kepada mereka yang bertanya ini, saya katakan:

Kita saat ini berada dalam suatu lomba melawan waktu. Setiap tahun populasi kita tambah 3,5 juta orang. Berarti dalam 10 tahun lagi kita harus siapkan rumah, sekolah, pekerjaan untuk tambahan 35 juta orang. Jumlah penduduk yang lebih besar dari bangsa Malaysia, atau 7 kali lebih besar dari Singapura.

Kalau kita tidak melakukan hal-hal yang berarti, kalau kita tidak melakukan transformasi yang besar hari ini, kita bisa terjebak dalam keadaan yang mengkhawatirkan masa depan bangsa kita. Bahkan kajian-kajian strategis dari bangsa lain mengatakan bisa saja Indonesia bubar sebagai sebuah negara.

Kami, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, minta mandat dari rakyat karena kami ingin menjamin hal itu tidak akan terjadi. Kami ingin Republik Indonesia kekal, kuat, aman, adil, dan rakyatnya makmur.

Jika mendapatkan mandat dari rakyat Indonesia pada tanggal 17 April 2019, untuk melaksanakan program-program kami, kami akan menyusun barisan yang terdiri dari putra putri terbaik bangsa Indonesia. The best and the brightest sons and daughters of Indonesia.

Kami tidak akan memandang latar belakang politiknya. Kami tidak akan memandang etnis, agamanya. Kami tidak akan menilai baju partainya. Kami akan pilih putra putri Indonesia yang cerdas, yang memiliki integritas, yang jujur, yang bersih, yang mampu untuk menjalankan aparatur negara sebaik-baiknya. Kami akan bangun barisan lintas identitas, barisan Bhinneka Tunggal Ika.

Barisan yang cerdas dan mampu untuk melaksanakan pembangunan untuk kepentingan rakyat banyak. Yang mampu untuk mewujudkan cita-cita Indonesia Menang.

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,

Inilah pokok-pokok pikiran kami. Inilah apa-apa yang akan kami perjuangkan, akan kami kerjakan, jika Insya Allah pada tanggal 17 April 2019 yang akan datang, pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno, mendapatkan kepercayaan rakyat dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.

Kepercayaan rakyat untuk mewujudkan Indonesia yang aman, adil dan makmur untuk semua, dan melanjutkan usaha para pendahulu kami: Presiden Sukarno, Presiden Suharto, Presiden Habibie, Presiden Abdurrahman Wahid, Presiden Megawati, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan Presiden Joko Widodo.

Untuk menjalankan kerja ini, kami akan membutuhkan bantuan saudara-saudara. Kami membutuhkan dukungan saudara-saudara. Kami membutuhkan kepercayaan saudara-saudara.

Dalam agama Islam, dalam kitab suci kita Al Qur'an surat Ar-Ra'd ayat 11, Allah SWT menyampaikan kepada kita, “tidak akan mengubah nasib suatu kaum yang tidak mau mengubah nasibnya sendiri".

Kami ucapkan terima kasih, kepada saudara-saudara sekalian yang telah meluangkan waktu untuk mendengarkan dan menyaksikan paparan visi misi kami. Kepada saudara-saudara yang sebelumnya belum mendukung kami, namun setelah mendengar visi misi kami, saudara memutuskan untuk bergabung dengan perjuangan kami, kami ucapkan terima kasih atas bergabungnya saudara.

Saudara sekalian, Insya Allah, pada tanggal 17 April 2019, dengan dukungan saudara, dengan kerja keras saudara, akan menjadi awal kemenangan besar rakyat Indonesia. Bagi saudara yang belum percaya kepada kami, kami siap berdialog untuk jawab keragu-raguan saudara.

Namun di sini saya sampaikan. Jika saya dipilih bersama Sandiaga, saya akan bekerja untuk seluruh rakyat Indonesia, termasuk untuk saudara yang belum percaya kepada kami.

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,

Terakhir, sebagai mantan prajurit, saya mau tutup pidato ini dengan menyampaikan pesan khusus kepada adik-adik saya, para perwira, pejabat di TNI, POLRI dan Intelijen yang saat ini bertugas di seluruh penjuru Nusantara.

Saya bicara di sini, memberikan himbauan dan saran sebagai kakakmu. Sebagai seniormu. Ingatlah sumpah kita. Ingatlah 8 wajib TNI. Kita harus bersikap ramah pada rakyat. Kita harus sopan kepada rakyat. Kita tidak boleh sekalui pun merugikan dan menyakiti rakyat.

Ingatlah, TNI, POLRI dan Intelijen dibesarkan oleh rakyat. Kita diberi makan, diberi pakaian, diberi ilmu, diberi karier, diberi bintang, bukan dari orang-perorangan, tetapi dari rakyat. Oleh karena itu, setialah kepada bangsa dan negara. Bukan setia kepada rezim tertentu, bukan kepada pribadi-pribadi tertentu, apalagi kepada partai-partai tertentu.

Rakyat Indonesia mendambakan aparatnya setia dan berbuat yang terbaik untuk melindungi seluruh rakyat Indonesia. Ingatlah, tidak ada kuasa di dunia yang langgeng kalau tidak dicintai rakyatnya sendiri.

Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air,

Terima kasih untuk perhatianmu. Terima kasih untuk dukunganmu kepada saya Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno. Percayalah, kita berada pada jalan yang benar. Kita membela keadilan, kebenaran dan kejujuran. Kita yakin Tuhan Yang Maha Kuasa bersama kita, karena Tuhan selalu berkati pihak yang benar.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita sekalian. Shalom. Om santi, santi, santi om. Namo buddhaya.

Selamat malam. Selamat berjuang! Merdeka! Merdeka! Merdeka!


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper