Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pidato Prabowo Beberkan Ironi Kehidupan Yang Dihadapi Rakyat Indonesia

Pidato Kebangsaan berjudul "Indonesia Menang" Calon Presiden 2019-2024 nomor urut 02, Prabowo Subianto, memukau rakyat Indonesia dari berbagai latar belakang profesi yang memenuhi Plenary Hall Jakarta Convention Center (JCC) Senayan Jakarta Selatan, Senin malam (14/01/2019).
Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto berpidato saat menghadiri peringatan Hari Disabilitas Internasional di Jakarta, Rabu (5/12/2018)./ANTARA-Hafidz Mubarak A
Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto berpidato saat menghadiri peringatan Hari Disabilitas Internasional di Jakarta, Rabu (5/12/2018)./ANTARA-Hafidz Mubarak A

Bisnis.com, JAKARTA - Pidato Kebangsaan berjudul "Indonesia Menang" Calon Presiden 2019-2024 nomor urut 02, Prabowo Subianto, memukau rakyat Indonesia dari berbagai latar belakang profesi yang memenuhi Plenary Hall Jakarta Convention Center (JCC) Senayan Jakarta Selatan, Senin malam (14/01/2019).

Sepanjang menyampaikan pidato selama lebih dari 1 jam, Prabowo dengan penuh semangatnya menyampaikan visi dan misinya jika mendapat kepercayaan dan mandat dari rakyat Indonesia dalam Pemilihan Presiden pada 17 April 2019.

Hadirin pun tak berhenti bersorak, meneriakkan yel-yel Prabowo Presiden, Indonesia Menang. Tidak terkecuali beberapa elit tokoh nasional yang duduk di barisan depan diantaranya Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, Bapak Reformasi Amien Rais, Zulkifli Hasan (Ketua MPR/Ketua umum PAN), Mohamad Sohibul Iman (Ketua umum PKS), Salim Segaf Al-Jufri (Ketua Majelis Syuro PKS), Rachmawati Soekarnoputri (putri Proklamator Bung Karno).

Mengawali pidatonya, Prabowo membacakan sajak yang ditemukan dari kantung seorang perwira muda yang gugur dalam pertempuran di Banten pada tahun 1946.

Kita tidak sendirian.
Beribu-ribu orang bergantung pada kita.
Rakyat yang tak pernah kita kenal.
Rakyat yang mungkin tak akan pernah kita kenal.
Tetapi apa yang kita lakukan sekarang akan menentukan apa yang terjadi kepada mereka.

Setelah sajak itu, Prabowo menceritakan kisah perjalanannya ke berbagai daerah di Indonesia, yang sarat dengan laporan-laporan memilukan tentang kehidupan rakyat Indonesia.Seperti cerita Hardi, buruh tani di Desa Tawangharjo, Grobokan, yang ditemukan meninggal karena gantung diri di pohon jati di belakang rumahnya.

"Almarhum gantung diri, meninggalkan istri dan anak lantaran tidak sanggup membayar utang karena beban ekonomo yang dipikulnya dirasa terlalu berat," ungkapnya.

Prabowo juga mengemukakan kejadian serupa di Gunungkidul, Sudarsi, seorang ibu di Desa Watusigar, gantung diri. " Ini kisah-kisah yang masuk berita. Yang tidak masuk berita mungkin lebih banyak lagi".

Di daerah lain, Klaten, Prabowo menyebutkan menerima pengaduan dari petani-petani yang hidupnya menderita karena hasil panen berasnya tidak terserap lantaran kehadiran beras impor.  Di Jawa Timur, petani tebu mengeluh karena saat panen, pasar dalam negeri dibanjiri oleh gula impor.

Sementara itu, banyak ibu-ibu di mana-mana mengeluh, harga gula di Indonesia 2 sampai 3 kali lebih mahal dari rata-rata dunia. Padahal dulu Indonesia pernah jadi eksportir gula.

Prabowo juga menyajikan realitas lain yang sedang dihadapi rakyat Indonesia. Misalnya banyak rumah sakit yang menolak pasien lantaran BPJS Kesehatan belum membayar rumah sakit. Mutu layanan pun dikurangi.

"Kita ini negara yang 1 dari 3 anak balita nya mengalami gagal tumbuh karena kurang protein, karena ibunya juga kurang protein, kurang gizi selama masa mengandung. Negara yang terus menambah utang untuk bayar utang, dan menambah utang untuk membayar kebutuhan rutin pemerintahan yaitu membayar gaji pegawai negeri".

Prabowo mengungkap kenyataan dimana negara membiarkan kondisi keuangan BUMN-BUMN utama seperti Garuda Indonesia, Pertamina, PLN, Krakatau Steel, sekarang dalam kesulitan keuangan.

"Negara yang ada warganya yang tinggal hanya 3 jam dari Istana Negara, tidak mampu berangkat sekolah karena sudah 2 hari tidak makan, negara yang beberapa waktu yang lalu panik karena puluhan anak-anak di Kabupaten Asmat meninggal karena kelaparan, karena pejabat-pejabat pemerintahnya tidak hadir untuk membantu mereka yang paling membutuhkan," katanya.

Prabowo menyebut kondisi-kondisi faktual tersebut sebagai Paradoks Indonesia. "Negara kaya, namun rakyatnya masih banyak yang miskin," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yusran Yunus
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper