Bisnis.com, JAKARTA - Setidaknya 13 orang dinyatakan tewad dan 17 lainnya luka-luka akibat ledakan bom mobil yang didalangi kelompok Al Shabaab di Mogadishu, Somalia, Sabtu (22/12/2018).
Ledakan tersebut terjadi tak jauh dari kediaman Presiden Somalia. Ledakan kedua menyusul setelahnya. Kelompok Al Shabaab mengaku bertanggung jawab dalam aksi tersebut sebagaimana mereka umumkan dalam siaran Radio Andalus.
"Jumlah korban tewas menjadi 13, termasuk masyarakat sipil dan tentara. 17 lainnya terluka sebagai dampak dua ledakan tersebut," kata Mayor Mohamed Hussein, seorang petugas kepolisian, seperti dilansir Reuters, Sabtu (22/12/2018).
Seorang jurnalis dilaporkan turut menjadi korban tewas. Selain itu, dua personil keamanan dan supir yang mengendarai mobil milik stasiun Universal TV juga menjadi korban.
"Rekan saya Awil Dahir Salad tewas bersama seorang supir dan dua anggota keamanan. Mereka tewas saat melintasi mobil yang menjadi sumber ledakan pertama," kata Abdiasis Ibrahim, seorang jurnalis yang bekerja untuk Universal TV.
Kepolisian Mogadishu sebelumnya melaporkan ledakan pertama menewaskan 5 orang, sebagian besar tentara. Seorang saksi yang diwawancarai Reuters mengungkapkan ia melihat dua jasad di titik ledakan kedua.
Ahmed Abdi, seorang petugas kepolisian lain, menyatakan bahwa titik ledakan pertama berada 400 meter dari kediaman Presiden Somalia.
Al Shabaab, kelompok yang dekat dengan Al Qaeda, kerap melancarkan serangan di Mogadishu. Mereka ingin menumbangkan pemerintah dan mengaplikasikan syariah Islam ketat yang berdasarkan interpretasi mereka.
Kelompok ini sebenarnya telah ditumpas pada 2011, namun masih menjalankan operasi di sejumlah daerah. Serangan yang mereka lancarkan telah menewaskan ribuan penduduk Somalia dan ratusan lain di seluruh Afrika Timur.