Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tata Kelola Museum Perlu Direvitalisasi

Salah satu langkah strategis pemerintah dalam merevitalisasi museum adalah penyesuaian kelembagaan.
Museum Tugu Pahlawan Surabaya/Istimewa
Museum Tugu Pahlawan Surabaya/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Keberadaan museum di Indonesia diharapkan direvitalisasi secepatnya. Salah satu langkah strategis pemerintah dalam merevitalisasi museum adalah penyesuaian kelembagaan.

Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hilmar Farid menyampaikan berdasarkan hasil pengamatan, gerak museum untuk melaksanakan program kerjanya seringkali terbatasi beragam aturan dan kewenangan.

"Untuk beberapa kasus, unit pelaksana teknis itu tidak fleksibel dalam mengembangkan koleksi, program, mengurus pameran berkala. Ini kan perlu peneliti, kurator, ini fungsi-fungsi yang tidak pas dalam struktur yang ada sekarang," kata Hilmar dikutip dari keterangan resmi Kemendikbud yang diterima Bisnis, Rabu (19/12/2018).

Hilmar mengatakan Badan Layanan Umum (BLU) menjadi solusi yang coba ditawarkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan museum kepada publik.

"Format yang ada di tatanan hukum kita itu yang paling cocok adalah Badan Layanan Umum. Pembinaan tentu tetap dilakukan oleh kementerian yang membidanginya, dalam hal ini Kemendikbud. Tetapi museum jadi punya keleluasaan dalam menciptakan program dan kegiatan," ujarnya

Hilmar yakin dengan adanya keleluasaan dalam tata kelola, museum menjadi lebih mudah dalam menjalankan fungsi-fungsi permuseuman dengan lebih profesional.

Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Museum (PCBM), Fitra Arda dalam kesempatan yang sama menambahkan bahwa upaya pemerintah meningkatkan standar pelayanan di museum, baik yang dikelola pemerintah pusat maupun daerah, ditempuh secara gotong royong.

Pemerintah terus berupaya menjembatani hubungan antara museum dengan masyarakat.

"Selain pembangunan fisik, di tahapan berikutnya kita akan kuatkan programnya, juga Sumber Daya Manusia-nya. Kita akan tingkatkan kerja sama dengan masyarakat, dengan komunitas. Ruang-ruang publik untuk berdialog antarsuku, antaragama, itu kami rasa lebih pas jika dilakukan komunitas. Sehingga museum tidak hanya menjalankan rutinitas," ungkap Fitra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper