Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Museum Jadi Media Pendidikan Karakter

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyampaikan dalam kesempatan yang sama bahasa Museum Islam Indonesia yang mulai dibangun pada 2014 ini tidak hanya memamerkan koleksi berupa artefak, manuskrip, dan arsip sejarah persebaran Islam di Indonesia, tetapi juga diharapkan menjadi ruang publik untuk berdialog, dan merawat kebinekaan.
Mendikbud Muhadjir Effendy /Istimewa-Kemendikbud
Mendikbud Muhadjir Effendy /Istimewa-Kemendikbud

Bisnis.com, JAKARTA - Kemarin (18/12) Presiden Joko Widodo meresmikan Museum Indonesia Hasyim Asyari di Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jawa Timur.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyampaikan dalam kesempatan yang sama bahasa Museum Islam Indonesia yang mulai dibangun pada 2014 ini tidak hanya memamerkan koleksi berupa artefak, manuskrip, dan arsip sejarah persebaran Islam di Indonesia, tetapi juga diharapkan menjadi ruang publik untuk berdialog, dan merawat kebinekaan.

Dia juga berharap bahwa Museum Islam Indonesia dapat menjadi pusat ilmu dan tempat belajar masyarakat, khususnya generasi muda.

"Generasi muda harus paham betul sejarah pergerakan Islam di Indonesia," kata Muhadjir dikutip dari keterangan resmi Kemendikbud yang diterima Bisnis, Rabu (19/12/2018).

Muhadjir mengatakan tradisi pendidikan karakter di pesantren yang sangat khas akan memberi corak tersendiri dalam pengembangan museum.

Dia juga mengharapkan semakin banyak masyarakat Indonesia dapat memahami pesan dan meneladani nilai-nilai luhur yang tersembunyi di balik koleksi museum.

"Yang penting itu adalah apa yang ada di balik artefak-artefak itu," ujarnya.

Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu juga menegaskan bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berkomitmen penuh untuk pengembangan koleksi dan tata kelola museum bertemakan sejarah Islam terbesar di Indonesia saat ini.

Setelah peresmian kemarin, tim Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan akan melakukan dialog dengan pesantren Tebuireng dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Khususnya terkait status kelembagaan dan dukungan teknis dalam manajemen koleksi.

Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Hilmar Farid menyampaikan penambahan dan sirkulasi koleksi akan dilakukan melalui kerja sama dengan berbagai museum, dan lembaga seperti pondok-pondok pesantren di seluruh Indonesia.

"Kita berharap museum ini menjadi tempat yang utama dalam mempelajari sejarah Islam di Indonesia," kata Hilmar.

Selain itu, menurut Hilmar, yang tak kalah pentingnya adalah dukungan dalam peningkatan kapasitas pengelola, khususnya dalam bidang kurasi, konservasi, dan edukasi.

"Sementara harus ada tenaga yang ditugaskan di sini dari kementerian sambil mendidik pengelola di sini khususnya terkait pengetahuan permuseuman," lanjutnya.

Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Museum (PCBM), Fitra Arda juga mengatakan bahwa cagar budaya dan museum dapat menjadi kekuatan suatu sekolah dalam zona tertentu. Sekolah dapat menjadikan aset-aset budaya sebagai sumber belajar.

"Guru bisa mengajarkan banyak hal dari aset-aset budaya itu. Nilai-nilai seperti toleransi dan kebersamaan. Bukti fisik di museum dan cagar budaya dapat menjadi contoh kebinekaan kita di masa lalu," kata Fitra.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper