Bisnis.com, JAKARTA - Partai penguasa Jerman, Persatuan Kristen Demokrat, CDU, memilih Annerget Kramp-Karrenbauer sebagai pemimpin baru, Jumat (7/12/2018).
Kramp-Karrenbauer berhasil mengalahkan rival terdekatnya dalam pemungutan suara putaran kedua yang dilakukan CDU.
Dilansir BBC, Annerget Kramp-Karrenbauer mengalahkan Friedrich Merz dengan total dukungan 517 suara. Sang rival yang merupakan seorang pengacara jutawan hanya mampu mengumpulkan 482 suara, kalah 35 suara dari Kramp-Karrenbauer.
Kramp-Karrenbauer akan menggantikan posisi Angela Merkel sebagai pemimpin partai. Ia berpotensi besar pula meneruskan posisi kanselir Jerman yang saat ini dijabat Merkel.
Annerget Kramp-Karrenbauer, atau dikenal secara luas sebagai AKK, telah bergabung dengan CDU sejak berusia 19 tahun. Usai menuntaskan pendidikan master, ia bekerja sebagai politikus tingkat negara bagian.
AKK adalah perempuan pertama yang menjabat posisi menteri negara bagian urusan dalam negeri. Ia juga mencetak sejarah dengan terpilih sebagai perdana menteri perempuan pertama negara bagian Saarland selama periode 2011-2018.
Kerap dijuluki sebagai "mini Marke", AKK memperoleh banyak dukungan dari anggota senior karena pendekatannya yang dinilai menyentuh seluruh aspek partai. Kendati dianggap sebagai anak didik, AKK memiliki sejumlah pandangan yang berbeda dari Merkel. Hal ini terlihat dari dukungannya terhadap sistem kuota bagi perempuan di direksi perusahaan dan pendekatan yang lebih keras terhadap Rusia.
"Saya sering membaca tulisan yang menilai saya sebagai 'mini', salinan, dan 'tak lebih dari sama'. Hadirin sekalian, saat ini saya berdiri di hadapan Anda sebagai diri sendiri dan saya bangga akan hal itu," kata AKK, saat menyampaikan pidato kemenangan, seperti dilansir Reuters.
"Saya belajar arti dari memimpin, dan dari semua itu saya belajar kepemimpinan adalah soal kuat dari dalam daripada bersuara keras di luar," sambungnya.
Angela Merkel sebelumnya telah mengumumkan bahwa ia akan mundur sebagai pemimpin partai dan tidak akan mencalonkan diri kembali.
Mengenai jabatannya sebagai kanselir, Merkel mengungkapkan bahwa ia akan menyelesaikan tugasnya hingga masa jabatannya berakhir 3 tahun mendatang. Hal inilah yang mengakibatkan AKK tidak secara otomatis menjadi kanselir.
Keputusan Merkel untuk rehat dari posisi penting di CDU dinilai berbagai pihak sebagai langkah yang tepat. Dengan mundurnya Merkel, CDU dapat beradaptasi menghadapi pemilihan umum mendatang.