Bisnis.com, JAKARTA - Reuni Akbar 212 yang diperkirakan diikuti sedikitnya 8 juta orang di kawasan Monas pada 2 Desember 2018 berlangsung aman dan tertib.
Namun panitia pelaksana masih harus "memutar otak" karena menanggung beban utang yang jumlahnya tidak kecil.
"Kami masih memiliki utang ke beberapa pihak. Misalnya untuk bayar panggung besar. Insha Allah dalam waktu dekat, bisa kami selesaikan dengan dukungan beberapa pihak," kata Bendahara Reuni Akbar 212, Supriyadi usai konferensi pers Panitia Pelaksana Reuni Akbar 212, Jumat (7/11/2018).
Supriyadi mengungkap jika dihitung biaya operasional penyelenggaraan Reuni Akbar 212, diperkirakan mencapai sekitar Rp 1 miliar.
"Kami belum selesai menghitung, ya sekitar Rp1 miliar lah biaya operasional acara Reuni 212 itu," ujarnya.
Dia bersyukur karena dukungan donasi mengalir demikian derasnya dari berbagai pihak sehingga secara keseluruhan pendanaan acara Reuni 212 ditanggung independen oleh panitia.
Ketua Panitia Pelaksana Reuni Akbar 212 Bernard Abdul Jabar menegaskan satu sen pun tidak ada sumbangan dari eksternal, termasuk dari pasangan calon presiden/wakil presiden peserta Pemilu Presiden tahun 2019.
"Malahan kami panitia pelaksana sendiri, secara individu ikut menyumbang juga. Para penyumbang berasal dari berbagai kalangan, dari masyarakat bawah hingga menengah ke atas," ujarnya.