Bisnis.com, JAKARTA - Jumlah jurnal Indonesia yang terpublikasi secara internasional ada sebanyak 24.800 jurnal atau Kemenristekdikti atau 177% dari target yang dicanangkan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) 14.000 jurnal selama 2018.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Kemenristekdikti, Ocky Karna Radjasa, saat mengisi acara IEFSO 2019: Menangkap Peluang Ekonomi di Tengah Ketidakpastian Global di Jakarta Rabu (5/12/2018).
Namun, dari total 24.800 jurnal terpublikasi internasional, sumbangan tulisan dari para guru besar di Indonesia tidak sampai 30%. "Kalau dari guru besar di Indonesia tidak ada 30%," tuturnya hari ini Rabu (5/12/2018).
Ocky mengatakan jumlah guru besar di Indonesia ada sekitar 5.400 orang. "Sebagian dari mereka pada saat jadi guru besar itu tidak ada kewajiban publikasi internasional pada saat itu," jelasnya.
Namun, dengan adanya peraturan menteri bahwa para guru besar akan dievaluasi, ditemukan fakta bahwa hasil publik riset ataupun jurnal dari para guru besar tersebut masih minim jumlah.
"Oleh karena itu saya kami minta kepada perguruan tinggi [tempat guru besar mengajar] untuk membantu agar [guru besarnya] bisa menghasilkan publikasi internasional agar lolos dari evaluasi guru besar," kata Ocky.
Ocky berharap para guru besar di Indonesia untuk tetap melakukan riset.
"Ya jangan mandul, setelah jadi guru besar tidak riset lagi," pesannya.