Bisnis.com, JAKARTA - Usai konfrontasi laut di Semenanjung Krimea, Rusia meningkatkan kehadiran pasukan militernya di wilayah perbatasan dengan Ukraina secara drastis.
Presiden Ukraina Petro Poroshenko menganggap peningkatan kehadiran pasukan militer sebagai ancaman perang yang dilontarkan Rusia.
"Jumlah tank Rusia di wilayah perbatasan telah meningkat tiga kali lipat," ujar Poroshenko dalam sebuah wawancara sebagimana dikutip CNN.com, Rabu (28/11/2018).
Namun, Poroshenko tidak membeberkan secara detail jumlah pasukan militer Rusia yang ada di wilayah perbatasan. Dia mengklaim informasi tersebut didapatkan berdasarkan laporan intelijen.
Poroshenko mengatakan bahwa kehadiran militer Rusia di wilayah perbatasan kali ini adalah yang terbesar sejak Moskow mencaplok Semenanjung Krimea pada tahun 2014.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, Rusia menangkap dan menahan dua kapal angkatan laut Ukraina yang mengawal satu kapal tunda beserta awak kapalnya pada Minggu (25/11/2018). Pasukan militer Rusia di perbatasan juga menembaki tiga orang awak kapal Ukraina.
Baca Juga
Rusia menuduh bahwa kapal Ukraina memasuki wilayah perairannya secara ilegal. Buntut dari peristiwa tersebut, kini ketegangan antara kedua negara kian melonjak. Ukraina kemudian memberlakukan status darurat militer di wilayah perbatasan dan menyulut emosi Rusia yang menuduh bahwa negara-negara Barat ada di balik provokasi tersebut.
Ukraina mendesak negara-negara sekutu Barat untuk memberikan sanksi terhadap Rusia. Sementara Rusia bersikeras tak akan membebaskan kapal beserta awak kapal Ukraina yang ditangkapnya