Bisnis.com, JAKARTA – Detail tentang skandal dugaan penyalahgunaan dana perusahaan untuk kepentingan pribadi yang menyandung Chairman Nissan Carlos Ghosn perlahan mulai bermunculan.
Seperti dilansir Bloomberg, mengutip informasi seorang pejabat perusahaan yang tidak bersedia diungkapkan identitasnya, Nissan Motor Co. menyediakan enam tempat kediaman untuk Ghosn, termasuk di Tokyo dan New York.
Laporan sejumlah media sebelumnya memaparkan bahwa Ghosn memperoleh properti yang didanai perusahaan di kota-kota besar di dunia seperti Beirut, Rio de Janeiro, Paris, dan Amsterdam.
Seperti diketahui, dunia otomotif global digemparkan penangkapan tokoh bisnis kenamaan berdarah Prancis ini di Jepang, Senin (19/11/2018). Ghosndiduga melakukan penyelewengan keuangan yang mencakup manipulasi data penghasilan dan penyalahgunaan dana perusahaan.
Kantor Jaksa Penuntut Umum Distrik Tokyo mensinyalir Ghosn dan Direktur Perwakilan, Greg Kelly, telah bersekongkol untuk mengecilkan kompensasi yang diterimanya selama lima tahun sejak 2010.
“Jaksa penuntut mengatakan Ghosn mungkin memiliki pendapatan yang tidak diungkapkan senilai 5 miliar yen ($44 juta). Seiring dengan mulai bermunculannya detail, angka yang sebenarnya mungkin lebih tinggi,” kata pejabat tersebut, Kamis (22/11/2018).
Secara pribadi, Ghosn dikenal andal dalam kepemimpinannya di Nissan dan membentuk ikatan yang kuat dengan aliansi bisnisnya. Ia diakui cakap memegang kendali dalam kepengurusannya untuk aliansi Renault dan Nissan.
Ghosn bergabung dengan Renault pada 1996 kemudian berhasil membawa Renault kembali bangkit dan mendulang profit. Atas kontribusinya, ia dijuluki Le Cost Killer oleh publik Prancis.
Reputasi Ghosn melejit ketika ia bertanggung jawab dalam pembelian 40% saham Nissan oleh Renault pada 1999. Saat itu Nissan terjerat utang dan telah kehilangan aset dalam jumlah besar selama 7 tahun berturut-turut.
Pencapaian demi pencapaian oleh tangan dingin Ghosn mengantarkan pada terbentuknya perjanjian yang memungkinkan Renault dan Nissan berkolaborasi dan beroperasi seolah dua perusahaan tersebut adalah satu entitas.
Pemerintah Prancis sebelumnya telah mengambil sikap mendukung Ghosn dengan memintakan bukti dari Nissan yang menyokong segala tuduhan terhadap pria berusia 64 tahun tersebut.
Pemerintah Prancis maupun Jepang juga dinyatakan menginginkan sebuah aliansi produsen otomotif yang stabil.
“Pada tahap ini, kita tidak memiliki bukti untuk mendukung tuduhan terhadap Carlos Ghosn,” kata Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire kepada awak media, Rabu (21/11), seperti dikutip Reuters.
“Saya ingin menekankan permintaan dewan pengurus Renault agar Nissan berbagi semua bukti yang ada untuk kasus ini,” ujarnya.
Selasa (20/11), Renault menunjuk chief operating officer dan anggota dewannya untuk mengisi posisi Ghosn, tetapi dewan perusahaan menahan diri untuk menggulingkannya sambil menunggu detail tentang tuduhan-tuduhan yang dilayangkan kepadanya.