Bisnis.com, JAKARTA – Interpol memilih Kim Jong-yang sebagai pemimpin yang baru setelah Presiden Interpol sebelumnya ditahan oleh otoritas China karena diduga menerima suap.
Kim dipilih oleh 194 negara anggota Interpol dalam kongres tahunannya yang digelar di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), seperti dilansir BBC, Rabu (21/11/2018).
Kim sekaligus mengalahkan Alexander Prokopchuk, pejabat senior di Kementerian Dalam Negeri Rusia dan sempat menjadi Kepala Biro Interpol di Moskow. Dia sebenarnya diunggulkan menggantikan Meng Hongwei, tapi akhirnya kalah setelah muncul kekhawatiran bahwa Prokopchuk berpotensi menggunakan posisi tersebut untuk menyasar para pengkritik Presiden Rusia Vladimir Putin.
Ketika menjadi Kepala Biro Interpol di Moskow, Prokopchuk dituding menyalahgunakan kewenangan menggunakan sistem red notice—surat peringatan penahanan internasional—untuk membidik para pengkritik Kremlin.
Dengan hasil ini, maka Kim akan menjabat sebagai Presiden Interpol hingga masa jabatan Meng habis, yakni dua tahun ke depan.
“Dunia kita sekarang menghadapi perubahan yang tak diduga sehingga memberi tantangan kepapda keamanan publik. Untuk itu, kita perlu visi yang jelas yaitu membangun jembatan ke masa depan,” paparnya.
Sebelum pemilihan berlangsung, Kim sudah menjadi penjabat sementara Presiden Interpol.
Adapun Meng ditahan oleh otoritas China pada September 2018 ketika mengunjungi negara asalnya itu. Otoritas Negeri Panda menyatakan dia tengah diinvestigasi atas kasus penyuapan dan pelanggaran lainnya.