BREAKING flash NEWS
Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Indonesia-Belarus Tingkatkan Kerja Sama Riset Teknologi, Inovasi, dan Pendidikan Tinggi

Indonesia dan Belarus bekerja sama dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) serta pendidikan tinggi.
Nur Faizah Al Bahriyatul Baqiroh
Nur Faizah Al Bahriyatul Baqiroh - Bisnis.com 16 November 2018  |  09:59 WIB
Indonesia-Belarus Tingkatkan Kerja Sama Riset Teknologi, Inovasi, dan Pendidikan Tinggi
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir (tengah) berfoto bersama dengan Ketua State Committee on Science and Technology (SCST) Belarus Alexander Shumilin (keempat kanan), belum lama ini. Pertemuan itu merupakan bagian dari agenda kunjungan Menristekdikti ke Belarus. - Dok. Kemenristekdikti

Bisnis.com, JAKARTA -- Indonesia dan Belarus bekerja sama dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) serta pendidikan tinggi.

Kemitraan dilakukan melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di bidang pendidikan tinggi dan Protokol Komite Iptek Indonesia-Belarus ke-2 (2018-2020), Rabu (14/11/2018).

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menyaksikan langsung penandatanganan nota kesepahaman itu di Belarus, yang menjadi bagian dari agenda dalam kunjungannya ke negara Eropa Timur itu. Kunjungannya ke Belarus sekaligus untuk membuka pertemuan kedua Komite Iptek Indonesia-Belarus.

“Hubungan Indonesia dan Belarus telah memasuki tahun ke-25, dan kedua negara mempunyai minat yang sama yaitu mempersiapkan generasi millenial untuk menguasai iptek dan inovasi menuju bangsa yang besar, yang mampu menghadapi tantangan global, memenuhi kebutuhan masyarakat dunia, untuk meningkatkan kualitas hidup dengan berkolaborasi bersama,” paparnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Jumat (16/11).

Nasir melanjutkan pada tahun ini, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) sudah menetapkan Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) 2018-2045 yang mencakup sepuluh prioritas riset nasional. Prioritas tersebut yaitu pertanian dan pangan, energi termasuk renewable energy, kesehatan, teknologi rekayasa termasuk Teknologi Informasi dan Komputer (TIK).

Kemudian, teknologi pertahanan dan keamanan, maritim, transportasi, teknologi material maju termasuk nanoteknologi, teknologi mitigasi kebencanaan, serta sosial humaniora, kebudayaan, dan pendidikan tinggi.

“Saya yakin bahwa kerja sama Indonesia dan Belarus dapat membawa kesejahteraan dan manfaat bukan saja bagi kedua negara, tetapi juga bagi masyarakat dunia keseluruhan,” tuturnya.

Belarus adalah negara yang memiliki potensi dan kompetensi TIK,  teknologi material maju termasuk nanoteknologi, teknologi pertahanan (seperti produksi unarmed vehicle),  pertanian,  kesehatan.

Nasir menambahkan optimalisasi kerja sama dilakukan melalui pertukaran kompetensi lewat mobilitas peneliti, dosen, dan pelajar baik melalui implementasi kerja ssama, pelatihan,  magang, pendidikan S2 dan S3, post doctoral, serta kolaborasi dalam grup riset Indonesia-Belarus.

Adapun Rencana Aksi Komite Iptek Indonesia-Belarus 2018-2020 disepakati oleh Sekretaris Jenderal Kemenristekdikti Ainun Na'im dan Wakil Ketua Komite Negara Iptek (SCST)  Belarus Sergei Sherbakov.

Hasilnya adalah Protokol Komite Iptek Indonesia Belarus ke-2 (2018-2020) yang mencakup:
1. Peluncuran Joint Call for Research Indonesia-Belarus dalam berbagai bidang, antara lain TIK,  Pertanian,  Kesehatan,  Teknologi Material Maju,  Teknologi Pertahanan,  Energi. Joint Call Proposal ini akan diumumkan pada 1 Maret 2019.
2. Kesepakatan perluasan kerja sama iptek dan pendidikan tinggi yang tidak hanya melibatkan bidang penelitian dan pengembangan (litbang) kementerian maupun Lembaga Penelitian Non Kementerian (LPNK), tapi juga perguruan tinggi di kedua negara.
3. Dialog berkesinambungan yang dilakukan Komite Iptek Indonesia-Belarus untuk menentukan tema dan topik ilmiah untuk melaksanakan konferensi ilmiah,  lokakarya,  serta pameran bidang iptek, dikti, dan inovasi.
4. Evaluasi program kerja sama dalam pertemuan Komite Iptek Indonesia-Belarus ke-3 yang akan dilaksanakan di Indonesia pada semester II/2020.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

kemenristekdikti
Editor : Annisa Margrit

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top