Bisnis.com, RIYADH - Arab Saudi sedang berusaha keras untuk membersihkan nama Pangeran Mohammed bin Salman dan melawan opini dunia yang menganggap sang putra mahkota terkait pembunuhan Jamal Khashoggi.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Al-Jubeir pada Kamis (15/11) berkeras bahwa Putra Mahkota Mohammed bin Salman "sama sekali" tidak memiliki kaitan dengan pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi.
Al-Jubeir mengeluarkan pernyataan tersebut dalam satu taklimat di Riyadh, beberapa jam setelah Jaksa Penuntut Umum Arab Saudi mengajukan tuntutan hukuman mati terhadap lima tersangka utama dalam pembunuhan Khashoggi di Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, 2 Oktober.
Kerajaan Arab Saudi berkomitmen untuk menuntut pertanggung-jawaban mereka yang terlibat dalam pembunuhan itu, dan penyelidikan mengenai pembunuhan tersebut akan berlanjut sampai semua tanda-tanya terjawab, kata Al-Jubeir.
Ia menyoroti bahwa para terdakwa dan korban dalam kasus Khashoggi adalah warga negara Arab Saudi dan peristiwa itu terjadi di tanah Arab Saudi.
Diplomat senior Arab Saudi tersebut mengatakan ada upaya untuk mempolitisir kasus Khashoggi, yang patut disesalkan.
"Media Qatar telah melancarkan aksi terorganisir terhadap Arab Saudi dan mengeksploitasi kasus Khashoggi," kata Al-Jubeir, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat (16/11/2018) pagi.
Riyadh telah memutus hubungan dengan Doha sejak Juni 2017, dengana alasan Qatar mendukung terorisme dan ekstremisme serta memiliki hubungan erat dengan Iran, pesaing utama Arab Saudi di wilayah itu.
Pada Kamis pagi, Jaksa Penuntut Umum Arab Saudi mengungkapkan perincian mengenai pembunuhan Khashoggi, dan mengatakan Khashoggi dibunuh dengan suntikan narkotika dan mayatnya dimutilasi, setelah pencekikan oleh sekelompok agen Arab Saudi di dalam Konsulat Arab Saudi di Istanbul.
Khashoggi, wartawan untuk The Washington Post dan pengkritik lantang Pemerintah Arab Saudi, hilang pada 2 Oktober, setelah ia memasuki Konsulat Arab Saudi di Istanbul untuk memperoleh dokumen buat perkawinannya. Peristiwa itu memicu penyelidikan oleh Pemerintah Turki dan tekanan internasional atas Riyadh agar mengungkapkan keberadaan Khashoggi.
Setelah awalnya membantah, Pemerintah Arab Saudi pada penghujung Oktober mengakui Khashoggi dibunuh di dalam Konsulat dan 18 orang yang memiliki hubungan dengan kasus tersebut ditangkap.
Ditanya mengenai kemungkinan sanksi internasional atas Arab Saudi sehubungan dengan kasus Khashoggi, Al-Jubeir mengatakan ada perbedaan antara penjatuhan hukuman atas mereka yang dituduh dan menganggap Pemerintah Arab Saudi bertanggung-jawab.
Pada saat yang sama, Departemen Keuangan AS pada Kamis mengumumkan sanksi atas 17 pejabat Arab Saudi sehubungan dengan pembunuhan Khashoggi.