Bisnis.com, JAKARTA - Penanggung jawab pusat krisis Lion Air JT 610 di Bandara Halim Perdanakusuma Tri Siswoyo mengimbau agar keluarga korban jatuhnya Lion Air membawa fotokopi kartu keluarga (KK) dan foto korban yang sedang tersenyum untuk proses identifikasi di Rumah Sakit Polri Kramat Jati.
"Informasinya, pihak DVI meminta satu salinan KK dan foto yang sedang tersenyum," kata Tri saat ditemui di pusat krisis Lion Air JT 610 Bandara Halim Perdanakusuma, Selasa (30/10/2018).
Ia mengatakan, petugas DVI di RS Polri hanya akan memperbolehkan keluarga dekat untuk mengidentifikasi korban. "Keluarga dekat itu ibu, ayah, anak, ataupun istri/suami, bukan sepupu atau keponakan," kata Tri.
Hingga Selasa siang, ia menambahkan, ada sekitar 26 kantong jenazah yang sudah dikirim ke RS Polri. "Kami belum tahu bentuknya seperti apa, yang jelas sudah ada 26 kantong jenazah di RS Polri. Jumlahnya kemungkinan akan terus bertambah karena menunggu update (informasi terbaru) dari JICT Tanjung Priok dan pihak Basarnas," kata Tri.
Hingga Selasa siang, sejak pesawat jatuh di Tanjung Karawang, Senin pagi, pusat krisis melaporkan sebanyak 168 korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610, sudah diklaim oleh keluarganya.
Alhasil, ada 11 penumpang yang masih menunggu untuk dicari pihak keluarga atau kerabat.
Asisten Regional Manager Lion Air Group Lia Widianingsih mengatakan 11 korban itu merupakan penumpang dewasa, di luar awak kabin, pilot, dan kopilot.
Saat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta, Senin pagi, pesawat Lion Air JT 610 mengangkut 179 penumpang terdiri atas satu anak-anak, dan dua bayi yang dipangku oleh keluarganya.
Sementara itu, penumpang lain di antaranya satu pilot, satu kopilot, enam pramugari aktif dan tiga pramugari latihan (trainee). Pesawat Lion Air JT 610 sendiri didesain untuk mengangkut 189 penumpang.