Kabar24.com, JAKARTA – Jair Bolsonaro meraih kemenangan dalam pemilihan Presiden Brasil pada Minggu (28/10/2018), menandai perubahan keras ke sayap kanan yang menjanjikan terhadap investasi swasta, penguatan hubungan dengan AS, serta tindakan agresif terhadap kejahatan.
Mantan kapten tentara tersebut mengalahkan Fernando Haddad, mantan Wali Kota Sao Paulo yang diusung Partai Buruh, dengan 56% banding 44% suara. Para pendukungnya memadati tempat-tempat umum di seluruh negara dan merayakan kemenangan Jair dengan bendera, musik, serta kembang api.
"Saya membuat Anda menjadi saksi saya bahwa pemerintahan ini akan menjadi pembela konstitusi, demokrasi dan kebebasan," kata Bolsonaro kepada kerumunan pendukung di Rio de Janeiro, seperti dikutip Bloomberg. "Ini adalah janji, bukan dari pesta, bukan kata-kata seorang pria, itu adalah sumpah kepada Tuhan."
Bolsonaro (63 tahun), seorang anggota parlemen yang kurang dikenal selama hampir tiga dekade terakhir, menarik perhatian publik dengan janjinya yang keras. Dia berjanji untuk menekan pelanggaran hukum negara dan mengatakan akan melawan kekerasan dengan kekerasan, menghina kaum minoritas dan wanita, bernostalgia pada kediktatoran Brasil dan mengungkapkan keraguan tentang proses pemilihan itu sendiri.
Politiknya yang tak kenal ampun menempatkannya di antara kaum nasionalis seperti Viktor Orban dari Hongaria, Rodrigo Duterte di Filipina, dan Donald Trump di Amerika. Bagi banyak orang, bagaimanapun, dia adalah harapan terbaik untuk menghidupkan kembali ekonomi yang hampir mati dan merampingkan negara yang tidak efisien.
"Risiko terbesar adalah erosi demokrasi. Peluangnya adalah dia bisa menghentikan pendarahan ekonomi,” kata Michael Shifter, kepala Inter-American Dialogue.
Para pendukungnya pada hari Minggu tidak peduli dengan poin-poin ekonomi politik yang lebih baik. Kerumunan di sekitar rumah tepi pantainya di Rio membunyikan klakson, menyanyikan lagu kebangsaan dan melambai-lambaikan bendera hijau-kuning.
"Kebebasan adalah prinsip fundamental," kata Bolsonaro. “Kebebasan berjalan bebas di jalanan di seluruh negeri ini. Kebebasan politik dan agama. Kebebasan untuk menginformasikan dan memiliki pendapat.”
"Sebagai pembela kebebasan, saya akan memandu pemerintah yang membela dan melindungi hak-hak warga negara," lanjutnya.