Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Kecam Dalang Pembunuhan Jamal Khashoggi

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyerahkan tanggung jawab kepada Kongres AS untuk merespons kasus pembunuhan jurnalis kenamaan asal Arab Saudi Jamal Khashoggi.
Jamal Khashoggi/reuters
Jamal Khashoggi/reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyerahkan tanggung jawab kepada Kongres AS untuk merespons kasus pembunuhan jurnalis kenamaan asal Arab Saudi Jamal Khashoggi.

“Terkait apa yang pada akhirnya akan kami lakukan, saya akan menyerahkannya kepada Kongres,” ujar Trump kepada awak media di Oval Office pada Selasa (23/10/2018) waktu setempat, seperti dikutip Bloomberg.

Trump menambahkan bahwa ia ingin menerima rekomendasi dari kedua belah partai dalam Kongres mengenai penalti sehubungan dengan kasus tersebut yang disebutnya sebagai salah satu upaya menyembunyikan kesalahan terburuk dalam sejarah.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo kemudian menyatakan bahwa AS mengambil tindakan terhadap individu-individu yang diduga terlibat dalam pembunuhan itu, meskipun tidak mengidentifikasi nama atau kewarganegaraan mereka.

Pemerintah AS mencabut atau memblokir visa untuk 21 tersangka dalam insiden itu, menurut juru bicara Departemen Luar Negeri Heather Nauert. Pompeo mengatakan AS juga meninjau kemungkinan sanksi terhadap orang-orang itu.

“Penalti ini tidak akan menjadi hal terakhir,” kata Pompeo kepada wartawan di Departemen Luar Negeri. “Kami telah mengetahui banyak selama beberapa hari terakhir dan berharap untuk mengetahui lebih banyak dalam 2-3 hari ke depan.”

Krisis atas pembunuhan Khashoggi berlanjut untuk pekan ketiga setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memaparkan detail kasus ini pada hari Selasa (23/10). Erdogan meyakini bahwa kematian Khashoggi telah direncanakan dan bukan terjadi karena interogasi yang berlangsung di luar rencana.

Berbicara di depan parlemen Turki di Ankara, Erdogan mengatakan sejumlah pejabat Saudi telah merencanakan pembunuhan Khasoggi berhari-hari sebelum akhirnya dia dibunuh pada 2 Oktober di Konsulat Saudi di Turki.

"Kami punya bukti kuat yang menunjukkan pembunuhan ini sudah direncanakan," kata Erdogan dalam pidatonya.

Pernyataan Erdogan ini disampaikan bersamaan dengan dimulainya konferensi investasi global bertajuk "Davos in the desert" di Riyadh yang dihadiri Pangeran Mohammed bin Salman.

Sejumlah partisipan membatalkan keikutsertaan mereka dalam konferensi ini menyusul skandal pembunuhan Khashoggi yang turut menyeret nama sang Putra Mahkota.

Pada Selasa (23/10), Trump juga menyampaikan kritik tambahan atas kasus ini dan respons pemerintah Arab Saudi.

“Itu dilakukan dengan buruk dan upaya menutup-nutupinya adalah salah satu yang terburuk dalam sejarah,” tutur Trump. “Siapa pun yang merencanakan hal ini, saya rasa, menghadapi masalah.”

Pemerintah Arab Saudi baru-baru ini mengatakan bahwa Khashoggi, yang dikenal dengan kritiknya terhadap Putra Mahkota, tewas setelah sebuah diskusi yang berlangsung di dalam gedung konsulat meletus menjadi baku hantam.

Pernyataan ini serta merta dipertanyakan oleh para pemimpin dunia. Sementara itu, pejabat Turki telah membocorkan rekaman audio yang menunjukkan bahwa kolumnis Washington Post itu disergap, dipukuli, dibunuh, dan dimutilasi.

Pada hari yang sama Erdogan secara terbuka menantang penjelasan Saudi dan menyatakan pembunuhan itu sebagai pembunuhan terencana yang ganas. Ia menuntut Arab Saudi untuk memintakan pertanggungjawaban mereka yang terlibat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper