Bisnis.com, JAKARTA - Tim Investigasi yang terdiri dari sekitar 10 orang meninggalkan Konsulat Arab Saudi di Turki, Selasa (16/10/2018) pagi.
Saksi mata menyebutkan, para penyelidik itu keluar dari gedung konsulat setelah menyelesaikan penyelidikan terkait Jamal Khashoggi, pada Selasa pagi.
Khashoggi, yang mukim di AS, adalah kolumnis Washington Post. Ia dikenal sebagai pengkritik Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman.
Khashoggi lenyap setelah memasuki konsulat untuk mendapatkan dokumen pernikahan.
Para pejabat Turki meyakini bahwa Kashoggi dibunuh di sana dan tubuhnya dimutilasi, demikian dikutip dari Reuters, Selasa (16/10/2018).
Empat kendaraan forensik tiba di luar konsulat dan mengambil sampel tanah serta pintu besi dari kebun, kata saksi Reuters.
Polisi juga menggunakan anjing pelacak sebagai bagian dari tim pencari.
Sumber diplomatik Turki sebelumnya mengatakan bahwa tim gabungan Turki-Saudi akan melakukan penyelidikan di konsulat-tempat terakhir Khashoggi dilihat sebelum dia menghilang pada 2 Oktober.
Khashoggi berasal dari kota Kayseri, Turki. Dia sudah menjalani profesi sebagai jurnalis selama lebih dari 30 tahun. Khashoggi adalah editor top di Arab News dan Al Watan, dia juga mengelola jaringan televisi selain menulis kolom.
Kasus Khashoggi telah "mengganggu" kemesraan hubungan Arab Saudi dan Amerika Serikat.
Presiden AS Donald Trump telah berbicara dengan Raja Salman dan menyebutkan penguasa Arab Saudi tersebut tidak tahu menahu soal Khashoggi.
Trump juga menyebutkan kemungkinan ada "pembunuh iseng" di balik lenyapnya Khashoggi.
Belakangan diberitakan bahwa Pemerintah Arab Saudi akan mengakui ihwal kematian Khashoggi dalam interogasi yang berlangsung ceroboh.
Belakangan dilaporkan