Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpilih Jadi PM Baru Australia, Ini Janji Scott Morrison

Mantan PM Australia Malcolm Turnbull menjadi PM berikutnya yang ‘terkhianati’ oleh partainya sendiri, Partai Liberal. Dia digantikan oleh Scott Morrison yang disumpah pada akhir pekan lalu, Jumat (24/8). Adapun, Scott menjanjikan untuk mengembalikan kekuatan Australia kembali.
PM Australia yang baru Scott Morrison/Reuters
PM Australia yang baru Scott Morrison/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Mantan PM Australia Malcolm Turnbull menjadi PM berikutnya yang ‘terkhianati’ oleh partainya sendiri, Partai Liberal. Dia digantikan oleh Scott Morrison yang disumpah pada akhir pekan lalu, Jumat (24/8). Adapun, Scott menjanjikan untuk mengembalikan kekuatan Australia kembali.

“Kita akan kembali kepada tiga hal yakni menjaga kekuatan ekonomi, keamanan, dan persatuan Australia,” kata Morrison, lewat konferensi pertamanya sebagai PM, seperti dikutip Bloomberg, Senin (27/8).

Adapun, sejak Kevin Rudd terpilih sebagai PM di dalam Pemilu 2007, Australia kini telah berganti pemimpin pemerintahan sebanyak lima kali.

Kesalahan langkah kebijakan Turnbull langsung membuatnya kehilangan dukungan dan merentankan posisi sebagai PM. Proposalnya mengenai pemangkasan pajak untuk bisnis besar dan kebijakan pendidikan terbukti tidak populer. Ditambah lagi dengan keinginan Turnbull mengurangi emisi karbon dan pendanaan energi turut memicu gejolak di dalam Partai Liberal.

Partai Liberal yang berkoalisi dengan Partai Nasional khawatir Turnbull akan kehilangan elektabilitas saat Pemilu tahun depan. Oleh karena itu, dengan pemberontakan kecil yang dilakukan sekelompok menteri konservatif berhasil menjatuhkan mantan bankir Goldman Sachs dari jabatan PM.

Adapun, Australia menganut sistem pemerintahan parlementer, yakni yang berhak memilih perdana menteri adalah partai atau koalisi partai yang memiliki kursi mayoritas di DPR. Dengan demikian, perpecahan di kalangan elit partai penguasa akan dengan mudah berdampak pada pergantian pemimpin.

Sementara itu, rencana awal pemberontakan adalah untuk menempatkan Peter Dutton sebagai PM yang ingin mengetatkan aturan imigrasi dan mengembalikan reformasi pajak untuk memangkas biaya listrik. Dutton pun mengajukan permintaan agar Partai Liberal mengadakan pemilihan ketua sekaligus PM baru mengingat posisi Turnbull sudah rentan. Setelah permintaannya dikabulkan, ternyata Dutton kalah dari Turnbull.

Tidak menyerah, dia meminta pemilihan ulang dan mengumpulkan tanda tangan untuk mendukung petisinya. Turnbull yang menolak rencana tersebut menyatakan akan mundur jika pemilihan ulang tetap dilakukan.

Maka, ketika pemilihan ulang kembali digelar pada Jumat (24/8), Turnbull resmi mengundurkan diri. Di dalam pemilihan itu tampil Dutton, Morrison, dan mantan Menlu Australia Julie Bishop sebagai calon ketua partai dan PM.

Morrison yang berasal dari partai yang sama dengan Turnbull pun menang dan menegaskan bahwa dia ‘setia’. Pasalnya, sebelum itu Turnbull telah menyebut beberapa orang dari partainya telah berkhianat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper