Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo tak hanya menjadikan frasa "Kerja Nyata" sebagai jargon kampanye yang tertulis pada bajunya saja, tapi juga mengucapkannya kala menyampaikan pidato di depan Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat 2018, Kamis (16/8/2018).
“Dengan kerja nyata, Rasio Gini sebagai indikator ketimpangan pendapatan terus kita turunkan, yang saat ini berhasil kita turunkan dari 0,406 menjadi 0,389," ujar Jokowi di Gedung Senayan, Kompleks DPR, Jakarta.
Frasa “Kerja Nyata” merupakan bagian jargon “Bersih, Merakyat, Kerja Nyata”, yang tertulis di baju Jokowi ketika mendaftarkan diri ke Komoisi Pemilihan Umum (KPU) bersama ketua umum dan sekretaris jenderal partai politik pengusung, serta ratusan pendukungnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pekan lalu.
Jokowi juga mengenakan kemeja dengan tulisan yang sama saat mendatangi Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Senen, Jakarta Pusat untuk mengikuti pemeriksaan kesehatan sebagai salah satu persyaratan keikutsertaan Pemilihan Presiden 2019, Minggu (12/8).
Dalam pidatonya hari ini, ada beberapa hal yang disampaikan Kepala Negara, di antaranya terkait percepatan pembangunan infrastruktur. Dia menyatakan hal ini merupakan modal utama untuk membangun peradaban.
Menurutnya, percepatan pembangunan tidak hanya dimaksudkan untuk mengejar ketertinggalan dengan negara-negara lain tetapi juga menumbuhkan sentra ekonomi baru.
" [Infrastruktur] memberikan nilai tambah bagi daerah di seluruh penjuru Tanah Air. Itulah sebabnya infrastruktur tidak hanya dibangun di Pulau Jawa, tetapi juga di Pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara, hingga Papua," terang Jokowi.
Dia menekankan bahwa pembangunan infrastruktur bertujuan membangun mental dan karakter bangsa. Tidak hanya membangun secara fisik, pembangunan infrastruktur dipandang sebagai upaya membangun peradaban, membangun konektivitas budaya, dan membangun infrastruktur budaya baru.
Namun, Presiden Jokowi menekankan fokus perhatian pemerintah dalam empat tahun terakhir bukan hanya pembangunan infrastruktur, tetapi juga mempersiapkan manusia Indonesia yang maju dan unggul.