Bisnis.com, JAKARTA -- Hiruk pikuk terkait penetapan calon wakil presiden (cawapres) yang berpasangan dengan Prabowo Subianto tampaknya masih berlangsung meski pendaftaran peserta Pilpres 2019 sudah berakhir pada Jumat (10/8/2018).
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Andi Arief kembali menggunakan Twitter untuk bersuara. Kali ini, mengenai pernyataannya beberapa hari lalu yang menyinggung adanya mahar politik dari Sandiaga Uno ke Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN) dengan nilai masing-masing Rp500 miliar.
Dalam cuitannya, Sabtu (11/8), dia menuturkan Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan, dan Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Amir Syamsuddin mendapat penjelasan terkait mahar tersebut secara langsung dari tim kecil Partai Gerindra.
Andi menyebut nama Fadli Zon, Dasco, Prasetyo, dan Fuad Bawazier sebagai orang-orang di tim kecil tersebut. Penjelasan itu disampaikan dalam pertemuan pada Rabu (8/8) pukul 16.00 WIB.
SBY disebut mengusulkan agar Prabowo mencari cawapres lain selain Sandiaga, AHY, Zulkifli Hasan, maupun Salim Segaf al Jufri.
Prabowo tetap tak hiraukan usul SBY soal tokoh netral. Herannya Zul Has dan Salim Al Jufri juga berubah pendiriannya dari harus figur dari PAN atau PKS atau tokoh netral tiba2 aepakat memilih aetuju Sandi yang juga dari gerindra, ada apa?
— andi arief (@AndiArief__) August 11, 2018
Namun, usulan itu tidak dihiraukan oleh Prabowo.
Andi mengaku terpaksa mencuitkan hal ini karena PAN dan PKS siap membawa cuitan-cuitannya terkait mahar tersebut ke ranah hukum. Namun, dia menyatakan siap dan memanfaatkan kesempatan ini untuk menjelaskan kepada publik.
PKS memang telah menyampaikan bakal menempuh jalur hukum atas cuitan Andi pada Rabu (8/8). Ketua DPP PKS Ledia Hanifa mengatakan tudingan PKS menerima uang dari Sandiaga adalah tuduhan yang sangat serius.
"Pernyataan Andi Arief jelas fitnah keji. Ini tudingan tidak main-main yang memiliki konsekuensi hukum terhadap yang bersangkutan," tegasnya, Kamis (9/8).
Selain mengatakan bahwa PKS dan PAN mendapatkan uang, Andi juga memberi label Jenderal Kardus kepada Prabowo karena dinilai tak memiliki sikap.