Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cuitannya Siap Dibawa ke Ranah Hukum, Andi Arief Jelaskan Mahar Rp500 Miliar

Hiruk pikuk terkait penetapan calon wakil presiden (cawapres) yang berpasangan dengan Prabowo Subianto tampaknya masih berlangsung meski pendaftaran peserta Pilpres 2019 sudah berakhir pada Jumat (10/8/2018).
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) menyampaikan keterangan pers bersama kepada wartawan usai pertemuan tertutup di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (30/7/2018). Partai Demokrat resmi berkoalisi dengan Partai Gerindra dalam Pilpres 2019. Antara-Sigid Kurniawan
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) menyampaikan keterangan pers bersama kepada wartawan usai pertemuan tertutup di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (30/7/2018). Partai Demokrat resmi berkoalisi dengan Partai Gerindra dalam Pilpres 2019. Antara-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA -- Hiruk pikuk terkait penetapan calon wakil presiden (cawapres) yang berpasangan dengan Prabowo Subianto tampaknya masih berlangsung meski pendaftaran peserta Pilpres 2019 sudah berakhir pada Jumat (10/8/2018).
 
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Andi Arief kembali menggunakan Twitter untuk bersuara. Kali ini, mengenai pernyataannya beberapa hari lalu yang menyinggung adanya mahar politik dari Sandiaga Uno ke Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN) dengan nilai masing-masing Rp500 miliar.
 
Dalam cuitannya, Sabtu (11/8), dia menuturkan Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan, dan Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Amir Syamsuddin mendapat penjelasan terkait mahar tersebut secara langsung dari tim kecil Partai Gerindra. 
 
Andi menyebut nama Fadli Zon, Dasco, Prasetyo, dan Fuad Bawazier sebagai orang-orang di tim kecil tersebut. Penjelasan itu disampaikan dalam pertemuan pada Rabu (8/8) pukul 16.00 WIB.
 
SBY disebut mengusulkan agar Prabowo mencari cawapres lain selain Sandiaga, AHY, Zulkifli Hasan, maupun Salim Segaf al Jufri. 

Namun, usulan itu tidak dihiraukan oleh Prabowo. 
 
Andi mengaku terpaksa mencuitkan hal ini karena PAN dan PKS siap membawa cuitan-cuitannya terkait mahar tersebut ke ranah hukum. Namun, dia menyatakan siap dan memanfaatkan kesempatan ini untuk menjelaskan kepada publik. 
 
PKS memang telah menyampaikan bakal menempuh jalur hukum atas cuitan Andi pada Rabu (8/8). Ketua DPP PKS Ledia Hanifa mengatakan tudingan PKS menerima uang dari Sandiaga adalah tuduhan yang sangat serius. 
 
"Pernyataan Andi Arief jelas fitnah keji. Ini tudingan tidak main-main yang memiliki konsekuensi hukum terhadap yang bersangkutan," tegasnya, Kamis (9/8). 
 
Selain mengatakan bahwa PKS dan PAN mendapatkan uang, Andi juga memberi label Jenderal Kardus kepada Prabowo karena dinilai tak memiliki sikap.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper