Bisnis.com, JAKARTA -- Gerhana bulan yang terjadi pada Sabtu (28/7/2018) dini hari adalah peristiwa langka karena merupakan gerhana bulan total terlama pada abad ke-21.
"Gerhana dimulai ketika piringan bulan memasuki penumbra bumi pukul 00.13 WIB. Bulan terlihat memerah dan mencapai puncak gerhana pada pukul 03.22 WIB," ujar Deputi Bidang Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Muhamad Sadly di sela-sela pemantauan gerhana bulan total di Gedung BMKG, Sabtu (28/7).
Dia menerangkan piringan bulan berwarna merah saat gerhana bulan total disebabkan cahaya matahari yang dihamburkan atmosfer bumi. Cahaya merahnya lantas diteruskan ke bulan.
Seperti dilansir dari Antara, peristiwa bulan merah alias blood moon berakhir pada pukul 04.13 WIB ketika piringan bulan kembali memasuki bagian penumbra bumi. Gerhana bulan diproyeksi selesai pada pukul 06.30 WIB saat bulan meninggalkan penumbra bumi.
Sadly menyebut proses gerhana bulan langka ini berlangsung selama 6 jam 17 menit. Adapun durasi gerhana bulan totalnya terjadi selama 103 menit dan akan menjadi yang terlama sampai lebih dari 100 tahun ke depan.
"Mengingat peristiwa ini langka, BMKG melakukan pengamatan di 24 lokasi yang tersebar dari Sabang sampai Merauke," tuturnya.
BMKG menyampaikan gerhana bulan total dengan fase totalitas lebih lama bakal terjadi pada 9 Juni 2123, dengan lama 106 menit. Tetapi, peristiwa itu tidak akan dapat teramati dari Indonesia.
Indonesia baru bisa menikmati peristiwa langka ini dengan fase totalitas yang lebih lama pada 19 Juni 2141, dengan lama 106 menit.