Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengaku, dirinya merasa kebobolan dan stres peristiwa Operasi Tangkap Tangan (OTT) di lembaga pemasyarakatan (lapas) Sukamiskin.
“Kita kebobolan di salah satu tempat kecil yang seharusnya menjadi pengawasan kita,” ujar Yasonna di Kantor Kemenkumham dalam acara konferensi persnya, Senin (23/7/2018).
“Kita anggap sudah jalan seperti apanya, kita bobol, saya akui, saya stress, dalam artian kebangetan banget ini betul kalau itu kebangetan, udah gak bisa ditolerir,” lanjutnya.
Selain itu, Yasonna juga mengungkapkan bahwa dirinya merasa malu ketika Kepala Lapas Sukamiskin, Wahid Husen terjaring OTT oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
“OTT ini terjadi saat Dirjen sedang berada di Thailand, saat itu sedang mempromosikan hasil karya warga binaan lapas, malah terjadi seperti ini, saya malu,” ujarnya.
Yasonna menegaskan pentingnya Prosedur tetap (Protap) dan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk selalu dilakukan.
“Maka saya katakan ini protap harus jalan, kalau protap jalan SOP jalan tidak mungkin kejadian itu saja,” tegasnya.
Selain itu, Yasonna juga menjelaskan integritas menjadi salah satu faktor penting untuk mencegah hal tersebut kembali terjadi.
Untuk itu Yasonna mengunjungi 17 provinsi di Indonesia untuk menemui langsung anggota-anggota baru yang terpilih untuk meningkatkan integritasnya.
“Ada harapan besar saya untuk menerima sipir penjara sebanyak 14.000, secara pribadi saya langsung ketemu dengan mereka untuk meningkatkan integritas mereka” ungkapnya.