Bisnis.com, BANDA ACEH--Bagi Anda yang berkunjung ke Banda Aceh, sempatkanlah untuk mampir sejenak di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. Ikon utama Provinsi Aceh ini kini tampak begitu megah dihiasi 12 payung raksasa.
Kendati sempat menuai kritik, proyek pembangunan 12 payung raksasa tersebut rampung dan diresmikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla pada Mei 2017.
Pembangunan proyek ini mulai dikerjakan pada 2015 oleh kontraktor PT Waskita Karya (Persero) Tbk. dengan nilai proyek mencapai Rp458 miliar.
Menurut pantauan Bisnis, keberadaan payung tersebut memang menambah keindahan Masjid Raya Baiturrahman. Apalagi, halaman masjid ini yang sebelumnya menggunakan conblock kini diganti menjadi marmer yang menambah kesejukan.
Para pengunjung kini juga harus melepas alas kaki sebelum memasuki area halaman masjid yang menggunakan marmer. Sekilas, desain payung-payung raksasa tersebut terlihat seperti Masjid Nabawi di Madinah.
Sebelum direnovasi, masjid ini hanya mampu menampung 9.000 jemaah. Setelah proyek selesai, masjid tersebut diklaim mampu menampung hingga 24.400 jemaah atau meningkat lebih dari dua kali lipat.
Selain itu, masjid ini juga menyediakan lokasi parkir di basement dan mampu menampung 254 unit mobil dan 347 sepeda motor.
Nah, apabila Anda ingin berkunjung ke Masjid Raya Baiturrahman, pastikan pakaian yang Anda kenakan sesuai dengan aturan syariat Islam. Dalam pantauan Bisnis, salah seorang pengunjung wanita sempat mendapatkan teguran dari penjaga masjid karena mengenakan celana panjang dan kemudian diminta untuk memakai rok yang lebih tertutup.
Masjid Raya Baiturrahman merupakan masjid Kesultanan Aceh yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam pada tahun 1022 H/1612 M. Bangunan indah dan megah yang mirip dengan Taj Mahal di India ini terletak tepat di jantung Kota Banda Aceh.
Sewaktu Kerajaan Belanda menyerang Kesultanan Aceh pada agresi tentara Belanda kedua pada Bulan Shafar 1290 Hijriah/10 April 1873 Masehi, Masjid Raya Baiturrahman dibakar.
Kemudian, pada 1877 Belanda membangun kembali Masjid Raya Baiturrahman untuk menarik perhatian serta meredam kemarahan Bangsa Aceh. Pada saat itu Kesultanan Aceh masih berada di bawah pemerintahan Sultan Muhammad Daud Syah Johan Berdaulat yang merupakan Sultan Aceh yang terakhir.
Sebagai tempat bersejarah yang memiliki nilai seni tinggi, Masjid Raya Baiturrahman menjadi objek wisata religi yang mampu membuat setiap wisatawan yang datang berdecak kagum akan sejarah dan keindahan arsitekturnya.