Bisnis.com, BANDA ACEH--Suasana masjid ini tampak seperti biasa saja. Seperti masjid pada umumnya, terlihat masyarakat beribadah dan sebagian orang menjadikannya sebagai tempat beristirahat untuk melepas lelah.
Namun, di balik kesederhanaannya, masjid Baiturrahim yang terletak di bibir Samudra Hindia ini memiliki cerita tersendiri.
Sekitar 14 tahun lalu, tepatnya pada 26 Desember 2014, wilayah pesisir barat Aceh diguncang gempa dahsyat dengan kekuatan mendekati 9 skala richter. Pagi yang tenang berubah menjadi malapetaka tak terhindarkan.
Bumi bergoyang hebat seolah menumpahkan murkanya. Air laut bergejolak memuntahkan isi di dalamnya ke daratan dalam bentuk gulungan gelombang berwarna hitam pekat raksasa yang menyapu bersih setiap kehidupan yang dilaluinya.
Masjid Baiturrahim ini menjadi saksi betapa besarnya kekuatan alam pada hari nahas itu. Masyarakat setempat menyebut masjid ini mendapatkan mukjizat karena tidak hancur diterjang gelombang maha dahsyat.
Bahkan, menurut cerita di kalangan masyarakat setempat, gelombang tsunami terpecah melewati masjid tersebut. Sebagai gambaran, lokasi masjid ini berdekatan dengan kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Apung saat kejadian tsunami terjadi.
Namun, PLTD Apung tersebut terbawa gelombang dan meluluhlantakkan setiap bangunan yang dilaluinya. Kapal besar itu kini terdampar di tengah perkotaan Banda Aceh dan dijadikan sebagai salah satu objek wisata di kota tersebut.