Bisnis.com, BOGOR - Era Revolusi Industri 4.0 menuntut fleksibilitas menghadapi berbagai tantangan.
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Prof Mohamad Nasir memaparkan perlunya perguruan tinggi menghadapi disrupsi inovasi.
Hal itu disampaikan Menristekdikti saat memberikan sambutan pada lokakarya pertama re-orientasi kurikulum Institut Pertanian Bogor tahun 2019 di Kampus Dermana, Bogor, Jawa Barat, Senin (4/6/2018).
Secara spesifik Menristek memaparkan tentang kebijakan pendidikan tinggi terkait kurikulum dan kompetensi di era Industri 4.0.
"Menghadapi Revolusi Industri 4.0, perlu ada penyesuaian-penyesuaian," kata Menristekdikti soal kurikulum nasional.
Menurut Nasir, di dalam menghadapi disruption inovation perlu dilakukan penyesuaian, sehingga para dosen, dan pimpinan perguruan tinggi harus tahu perubahan-perubahan tersebut.
Baca Juga
Nasir mengatakan, re-orientasi kurikulum yang dilakukan IPB mendorong dirinya untuk menyampaikan kebijakan-kebijakan yang ada di tingkat kementerian bisa tersampaikan ke level di bawah rektor.
"Ada ketertarikan saya datang ke IPB untuk menyampaikan kebijakan sehingga perlu penyesuaian dan penyeragaman pemahaman," katanya.
Nasir mengingatkan agar perguruan tinggi menyiapkan diri, mampu mengimbangi era digital, dengan berpikir masa depan, meninggalkan cara berpikir masa lalu.
Menurutnya, pendidikan tinggi harus mampu menjawab kebutuhan ekonomi Indonesia dengan menyesuaikan diri dalam era Revolusi Industri 4.0.
"Era disrupsi teknologi Revolusi Industri 4.0 ini memunculkan teknologi baru yang mengakibatkan perubahan luar biasa di semua disiplin ilmu, ekonomi, dan industri," kata Nasir.
IPB mengadakan lokakarya pertama re-orientasi Kurikulum 2019. Kegiatan ini merupakan siklus empat tahunan untuk mengevaluasi kurikulum yang telah berjalan.
Lokakarya diikuti para pejabat setingkat dekan, kepala departemen, kepala laboratorium, kepala program studi, kepala unit, wakil dekan, dan dosen.
Sementara itu Rektor IPB Dr Arif Satria dalam arahannya memaparkan tentang urgensi dan relevansi pengembangan kurikulum IPB menuju Revolusi Industeri 4.0.
Arif mengingatkan, era disrupsi menyebabkan lingkungan strategis baru, adanya revolusi teknologi, perubahan iklim, globalisasi, geo-politik, dan perubahan struktur demografi.
Dalam paparannya, Arif menyampaikan gagasan IPB tentang pertanian 4.0 dengan mendorong new age technology di bidang pertanian pada Era 4.0.
IPB mendorong multifungsi pertanian dengan pendekatan multidisiplin ilmu, menciptakan pertanian tropika yang berkeadilan, inklusif dan berkelanjutan.
"Industrialisasi hasil riset IPB dengan memanfaatkan perkembangan IT pada Era 4.0," kata Arif.
Selanjutnya IPB mendorong platform share economy di bidang pertanian (dalam arti luas) dan membangun linkages antara on-farm dan off-farm.