Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi Mohamad Nasir mengatakan terkait kejadian pengeboman di Surabaya, setiap kampus harus menjadi gerbang utama penangkalan radikalisme.
“Terorisme tidak ada hubungannya dengan agama apa pun. Oleh karena itu saya minta para pimpinan perguruan tinggi bila menemukan indikasi terjadi intoleransi dan radikalisme, segera selesaikan dan bina,” ujarnya saat hadir dalam Dialog Nasional Indonesia Maju di Bandar Lampung, Senin (14/5/2018) melalui keterangan tertulis.
Menurutnya, apabila sudah diduga dan terbukti ada dosen dan mahasiswa yang melenceng ke arah terorisme, laporkan segera ke Kepolisian. Hal ini diperlukan untuk mencegah sedini mungkin berkembangnya bibit-bibit radikalisme di perguruan tinggi.
Seperti diwartakan sebelumnya, pada Minggu (13/5/2018), Surabaya diguncang aksi terorisme yang terjadi di tiga gereja. Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalang Ngagel, gerja di Jalan Diponegoro, dan sebuah gereja di Jalan Arjuna. Di hari yang sama juga terjadi ledakan di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo.
Teranyar, pada Senin (14/5/2018), terjadi aksi bom bunuh diri di Markas Polrestabes Surabaya.