Bisnis.com, JAKARTA - Pembukaan Kedutaan Besar AS di Yerusalem hari ini tidak banyak dihadiri para diplomat internasional termasuk dari negara-negara Eropa.
Pemindahan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv itu merupakan bentuk pelanggaran konsensus internasional. Hingga kini keputusan itu telah memicu gejolak di negara-negara Timur Tengah.
Pembukaan kedutaan tersebut merupakan tindak lanjut dari pengakuan Presiden AS Donald Trump pada Desember tahun lalu bahwa Yerusalem adalah Ibu Kota Israel.
Sedangkan, warga Palestina yang menginginkan sebagian dari kota itu akan menjadi Ibu Kota masa depan negara tersebut, marah besar dengan tindakan Trump.
Sebagian besar negara di dunia menyatakan bahwa status Yerusalem harus ditentukan dalam konteks penyelesaian damai tahap akhir. Dengan demikian langkah ASmemindahkan kedutaan itu merupakan tindakan mendahului hasil kesepakatan.
Acara itu hanya dihadiri segelintir diplomat. Sedangkan dari pihak AS hadir Menkeu Steven Mnuchin dan putri Presiden Trump, Ivanka Trump dan menantunya, Jared Kushner sebagaimana dikutip Reuters, Senin (14/5/2018).
Baca Juga
Israel mengklaim sebanyak 86 perwakilan negara yang ada diundang untuk menghadiri acara tersebut. Sebanyak 33 perwakilan menyatakan hadir.
Di antara mereka yang hadir termasuk perwakilan dari Guatemala dan Paraguay yang juga akan memindahkan kedutaan mereka akhir bulan ini.
Hanya saja tidak satupun diplomat Eropa yang hadir sebagai bentuk protes atas pemindahaan kantor perwekilan negara-negara tersebut.