Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengingatkan kepada semua Rektor Perguruan Tinggi Negeri agar tidak ada diskriminasi terhadap peserta paket C dan penyandang disabilitas.
"Perguruan Tinggi harus ramah terhadap semua pihak, tidak boleh ada diskriminasi dan harus memberikan sarana pendukung terhadap peserta disabilitas jika peserta tersebut lulus," jelas Nasir saat jumpa pers usai meninjau pelaksanaan ujian SBMPTN di kampus UNDIKSHA, Singaraja, Bali (8/5/2018) dalam keterangan tertulis.
Dia menambahkan ada perbedaan sistem penilaian tahun ini dengan tahun lalu, yaitu pada 2017 diberlakukan sistem minus 1, sedangkan untuk tahun ini dirubah menjadi ‘item respond theory’ yang apabila jawabannya benar mendapat nilai 1, apabila salah dan tidak diisi mendapat nilai 0.
"Maka dari itu saya mengingatkan kepada semua peserta agar tidak meninggalkan soal," tutur Nasir.
Menteri Nasir kembali mengingatkan Panitia Seleksi SBMPTN diseluruh Indonesia agar mewaspadai setiap potensi kecurangan yang muncul dari pelaksanaan SBMPTN 2018. Bagi mahasiswa yang terbukti menjadi joki akan dikeluarkan dari kampus. Sedangkan bagi Panitia yang terbukti membocorkan soal akan dipidanakan, karena soal ujian termasuk dokumen negara.
Ujian tulis Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2018 resmi dimulai hari ini dengan diikuti oleh 860.001 peserta ujian. Pelaksanaan dimulainya ujian SBMPTN 2018 ditandai dengan penyerahan Naskah Soal Ujian (NSU) secara simbolis oleh Menristekdikti kepada Ketua Panitia Pusat Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru Perguruan Tinggi Negeri (SNPMB PTN) 2018 Ravik Karsidi di Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA), Singaraja Bali. Ujian tulis dilaksanakan secara serentak di 42 Panitia Lokal yang terdiri dari 85 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia.