Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mendorong penggunaan alat deteksi Covid-19 buatan UGM GeNose di lingkungan pabrik.
Usulan itu disampaikan Bambang saat menyerahkan GeNose kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia atau Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di Gedung Kemenko Perekonomian, Senin (22/3/2021).
“Saya mengusulkan kepada pak Menko agar GeNose bisa lebih banyak dipakai di pabrik, mengingat kalau kita lihat pertumbuhan ekonomi kita salah satu yang mengalami kontraksi kan sektor manufaktur,” kata Bambang.
Dengan demikian, dia berharap, pengadaan GeNose di pabrik dapat menjadi solusi optimalisasi produksi di sektor manufaktur di Tanah Air.
“Di mana semua karyawan di pabrik sebelum memulai kerja atau shiftnya itu dites dengan GeNose dulu, yang boleh kerja yang negatif saja dengan tetap menerapkan protokol kesehatan,” ujarnya.
Sementara itu, produksi GeNose atau alat deteksi Covid-19 dengan menggunakan hembusan nafas ditargetkan dapat mencapai 10.000 unit per bulan.
Usai mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan pada 24 Desember lalu, GeNose sudah menjual 100 unit tahap awal.
Adapun, GeNose kini dijual seharga Rp62 juta yang langsung dapat digunakan tenaga kesehatan atau nakes baik dokter atau perawat. Tim GeNose UGM Dian K. Nurputra mengatakan sejak mendapat izin edar tersebut pihaknya mengaku tak henti mendapat pesanan bahkan hingga dari perusahaan besar asal Singapura. Untuk itu, setelah 100 unit pertama kini tengah diproduksi 100 unit selanjutnya.
"Januari nanti kami targetkan dapat 2.000 unit kemudian 5.000 unit hingga 10.000 unit per bulan dan PR kami selanjutnya melakukan otorisasi mungkin dengan BNPB dan Kementerian Kesehatan untuk memasukan GeNose pada ekosistem," jelasnya.
Pemesanan mesin GeNose saat ini pun bisa dilakukan melalui website resmi UGM dengan sejumlah proses pemesanan. Saat ini, GeNose masih menjadi alat skrining pertama yang selanjutnya masih diperlukan akurasi swab test PCR kembali.
Alat ini mendeteksi keberadaan virus SARS-CoV-2 di orofaring atau tenggorakan melalui hasil metabolisme VOC (volatile organic compound) di mana deteksi melalui nafas ini bukan hal baru tetapi sudah digunakan pada kanker paru-paru.
Dian mengemukakan kemampuan GeNose yakni dengan sensitifitas 90 persen, spesifisitas 96 persen, akurasi 93 persen dengan PPV 88 persen dan NPV 95 persen. Alhasil, dengan semakin sering GeNose digunakan tingkat akurasi deteksi virus pun semakin kuat yang diharapkan juga lebih cepat menangkap munculnya varian baru dari Covid-19 saat ini.