Bisnis.com, JAKARTA – Partai Demokrat membutuhkan figur calon presiden atau calon wakil presiden yang dapat memberi dampak elektoral, ketimbang larut dalam polarisasi koalisi Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto.
Wakil Sekretaris Jenderal DPP Demokrat Didi Irawadi Syamsudin meyakini elektabilitas partai di pemilihan umum legislatif (Pileg) 2019 ditentukan oleh figur capres atau cawapres yang diusung. Apalagi, kontestasi memilih RI-1 dan RI-2 digelar bersamaan dengan Pileg 2019.
“Ini pemilu serentak. Figur yang diusung akan mempengaruhi suara legislatifnya,” katanya di Jakarta, Sabtu (5/5/2018).
Didi berkaca dari sejumlah survei yang menyebutkan bahwa penguasa sementara klasemen elektabilitas parpol adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra. PDIP kecipratan dampak elektoral dari kandidat bakal capres Joko Widodo, sementara Gerindra ketiban efek Prabowo Subianto.
Selain PDIP dan Gerindra, imbuh Didi, parpol lain belum mampu menghimpun suara signifikan, karena tidak memiliki jagoan sendiri. Jangan sampai, kata dia, parpol larut dalam dua poros tetapi kelak terjerembab di Pileg 2019.
“Kalau partai yang ada hanya mengekor, sekadar rame-rame dukung, yang diuntungkan dua partai itu saja,” ujarnya.
Baca Juga
Demokrat pun menyiapkan sejumlah figur yang potensial maju di Pilpres 2019. Mereka adalah mantan Calon Gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Gubernur Jawa Timur Soekarwo, hingga Gubernur Nusa Tenggara Barat Zainul Majdi.
“Majelis Tinggi Demokrat terus menggodok, karena kami ingin memberikan ruang demokrasi terbaik. Walaupun ada banyak spanduk Mas AHY, bukan berarti tidak membuka peluang calon lain,” tutur Didi.