Bisnis.com, WASHINGTON - Amerika Serikat dikabarkan akan membatalkan kesepakatan mereka atas perjanjian nuklir Iran.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump memutuskan mundur dari kesepakatan nuklir Iran pada 12 Mei. Namun, masih belum jelas bagaimana Trump akan muncur dari kesepakatan nuklir Iran tersebut.
Demikian disampaikan pejabat Gedung Putih dan sumber, yang mengetahui pergulatan di dalam pemerintah, Rabu (2/5/2018) waktu setempat.
Trump diperkirakan memilih Amerika Serikat tetap dalam perjanjian internasional, tempat Iran setuju mengekang program nuklirnya dengan imbalan keringanan sanksi, sebagian karena "pemeliharaan persekutuan" dengan Prancis dan menyelamatkan muka Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang bertemu Trump pada minggu lalu serta mendesaknya menetap dalam perjanjian tersebut, kata sumber itu.
Keputusan Trump mengakhiri keringanan sanksi AS akan menenggelamkan kesepakatan itu dan dapat memicu serangan balik oleh Iran, yang dapat melanjutkan program senjata nuklirnya atau "menghukum" sekutu AS di Suriah, Irak, Yaman dan Libanon, kata diplomat.
Secara teknis, Trump harus memutuskan pada 12 Mei apakah akan memperbarui "keringanan" dengan menangguhkan beberapa sanksi AS terhadap Iran. Salah satu pejabat Gedung Putih, yang berbicara dengan syarat namanya tidak disebutkan, mengatakan bahwa kemungkinan Trump akan berakhir dengan keputusan bahwa "bukan penarikan penuh", tetapi ia tidak dapat menggambarkan seperti apa bentuknya.
Baca Juga
Pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Senin tentang bukti kegiatan senjata nuklir masa lalu Teheran dapat memberikan Trump alasan baru untuk menarik diri, meskipun pengamat AS mengatakan Iran telah memenuhi ketentuan kesepakatan.
Iran membantah pernah menginginkan senjata nuklir dan menuduh musuh bebuyutannya Israel memicu kecurigaan dunia terhadapnya.
Perjanjian antara Iran dan enam negara besar - Inggris, China, Perancis, Jerman, Rusia dan AS - berada di antara kebijakan luar negeri mantan Presiden Barack Obama, tetapi telah dijelaskan oleh Trump sebagai salah satu kesepakatan terburuk.
Pejabat Gedung Putih mengatakan, Trump kemungkinan besar akan menarik diri, tetapi dia belum membuat keputusan dan bahwa dirinya tampak siap melakukannya, namun tidak bisa dianggap keputusan final hingga presiden membuat keputusan.
Penasihatnya tidak ingin secara gencar berbicara kepada Trump tentang penarikan diri, karena ia tampaknya berniat melakukannya, kata pejabat Gedung Putih.