Kabar24.com, JAKARTA – Dana Moneter Internasional (IMF) menyarankan agar Bank Sentral Jepang (BOJ) tetap menjalankan kebijakan stimulus longgarnya hingga mencapai target inflasi.
“Komunikasinya harus jelas dan langsung. Pesannya harus komitmen untuk mencapai target inflasi 2% dan mentapkan beberapa kebijakan yang diperlukan hingga sampai ke sana,” kata Odd Per Brekk, Wakil Direktur Departemen Asia-Pasifik IMF, , seperti dikutip Bloomberg, Selasa (24/4/2018).
Hal senada juga terlihat dari hasil survei Bloomberg. Hanya 7 dari 47 ekonom yang disurvei Bloomberg yang menyatakan bahwa BOJ memperkirakan ada perubahan tahun ini. Sementara itu, sebagian besar yang lain menyatakan tidak akan ada langkah yang berarti yang diambil dalam Rapat Kebijakan BOJ pada 26-27 April 2018. Kebanyakan dari para ekonom tersebut tidak melihat adanya perubahan setidaknya hingga akhir April 2019.
Pada pertemuan Kelompok Negara 20 (G20) pekan lalu, Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda kembali menyatakan bahwa bank sentral akan terus melanjutkan pelonggaran kuantitatifnya karena target inflasi masih jauh.
Perkiraan dewan gubernur BOJ saat ini adalah inflasi akan mencapai 2% pada tahun fiskal yang dimulai pada April 2019. Kuroda pun secara tidak terduga menyatakan pada awal Maret lalu, bank sentral mungkin akan mempertimbangkan rincian untuk keluar dari kebijakan moneter ultra-longgar mulai saat itu.
Adapun rapat kebijakan selama dua hari pada akhir pekan ini akan menjadi yang pertama bagi wakil gubernur baru BOJ, termasuk Masazumi Wakatabe. Wakatabe telah berulang kali menyuarakan perpanjangan masa stimulus longgar di antara kalangan dewan gubernur BOJ.
Bahkan, berdasarkan jawaban Wakatabe saat hearing di parlemen, para ekonom yang disurvei menyatakan harapan mereka agar Wakatabe sudah satu suara dengan dewan gubernur lainnya pada akhir pekan ini.
“Saya berharap Wakil Gubernur BOJ Wakatabe untuk setuju untuk arah kebijakan saat ini [kebijakan stimulus longgar],” ujar Shimanaka, Kepala Ekonom Mitsubishi UFJ Morgan Stanley.
Dia melanjutkan, ada kemungkinan bahwa Wakatabe akan meminta BOJ untuk mempertahankan pembelian obligasi pemerintah sebesar 80 triliun yen sebanyak yang dimungkinkan, dan mengurangi hambatan dalam pembelian itu.
Shimanaka mengacu kepada hambatan dalam perbedaan jumlah aset yang dijanjikan akan dibeli BOJ setiap tahun dengan jumlah aset yang sebenarnya dibeli.
Target yang ditetapkan BOJ adalah meningkatkan kepemilikan obligasi pemerintahnya menjadi 80 triliun yen (US$742 miliar) per tahun. Namun, hingga akhir Maret 2018, BOJ hanya menambahkan sebesar 50 triliun yen ke dalam neraca keuangannya.