Bisnis.com, HAVANA - Miguel Diaz-Canel pada Kamis (19/4/2018) terpilih sebagai presiden baru Kuba untuk menggantikan Raul Castro, yang telah menyelesaikan dua periode masa jabatan lima tahunnya secara berturut-turut.
Diaz-Canel adalah mantan wakil presiden pertama dan insinyur elektronik yang akan berusia 58 tahun pada Jumat (19/4/2018) ini.
Pencalonannya sebagai presiden diajukan oleh Komisi Pencalonan Nasional pada Rabu (18/4) setelah namanya diusulkan oleh 604 anggota Majelis Nasional untuk memimpin Kuba.
Setelah menyerahkan kursi kepresidenan kepada penggantinya, Raul Castro, 86, akan tetap menjadi anggota parlemen dan menjabat sebagai sekretaris pertama Komite Pusat Partai Komunis Kuba yang berkuasa.
Partai tersebut dianggap sebagai kekuatan utama di kalangan rakyat Kuba.
Miguel Diaz-Canel menggantikan Raul Castro sebagai presiden merupakan sebuah babak baru bagi pulau itu setelah hampir 60 tahun di bawah kekuasaan Castro bersaudara, tetapi suatu perubahan yang bertujuan untuk melestarikan sosialisme Kuba.
Majelis Nasional mengambil sumpah Diaz-Canel, dengan 603 dari 604 anggota yang hadir untuk memberikan suara bagi tokoh yang berusia 57 tahun itu, menandai perubahan generasi dari Raul yang berusia 86 tahun.
Transisi tersebut, sementara pergantian dari era yang dimulai dengan revolusi 1959 Fidel dan Raul Castro, diperkirakan tak akan mengalami perubahan-perubahan drastis terhadap ekonomi yang dikelola negara pulau tersebut dan sistem satu partai, salah satu yang terakhir di dunia.
Diaz-Canel dipandang sebagai loyalis Partai Komunis, dan dia telah bekerja hingga menapak ke posisi tertinggi selama tiga dekade.
Raul, yang menjadi presiden dari 2008 ketika mengambil alih kepemimpinan dari saudaranya tuanya Fidel yang sakit, akan mempertahankan pengaruh besar sementara akan tetap mengepalai Partai Komunis hingga kongres 2021.
Bagi banyak warga Kuba, yang mengalami kesulitan ekonomi dan frustrasi akibat penekanan pemerintah pada kelangsungan daripada perubahan, transisi dalam pemimpin itu dipandang hanya sebagai simbolis.
"Kami selalu inginkan simbolik akan menterjemahkan jadi aksi nyata dan konkrit bagi kehidupan kami," kata Jose Jasan Nieeves, 30 tahun, editor media baru alternatif melawan monopoli media yang dikelola negara. "Tetapi ini bukan perkara itu." Rakyat Kuba berharap pemerintah mendatang dapat bangkit kembali di salah satu ekonomi terencana sentralistik bergaya Soviet terakhir di dunia yang gagal memperbaiki diri di bawah pembaruan-pembaruan pasar terbatas oleh Castro.