2. Menjadi Jembatan Perdagangan Keluar Pasifik
Bagaimana Fiji memandang Indonesia dalam konteks perdagangan?
Indonesia anggota G20, negara demokrasi terbesar keempat, pertumbuhan ekonomi positif pada kisaran 5% saat kondisi global banyak yang proktektif, terjadi perang dagang.
Indonesia memiliki pergaulan yang luas di G20, Asia-Pacific Economic Cooperation [APEC]. Kemudian kita memiliki hubungan bilateral dengan China, Korea Selatan, Jepang. Dengan demikian, Fiji melihat Indonesia bisa menjadi semacam jembatan bagi mereka juga untuk berdagang keluar dari kawasan.
Perlu dipahami Fiji hanya berpenduduk 900.000 atau 1 juta orang sehingga kehadiran Indonesia di Pasifik ini menolong mereka untuk bisa bergaul, berdagang dengan negara-negara lain di kawasan lain. Fiji juga mengusulkan agar Indonesia memiliki free trade agreement [FTA] dengan Fiji. Ini sudah masuk prioritas sesuai dengan arahan Kemlu.
Apa saja manfaat FTA bagi kedua negara?
Kami harus memetakan dulu apa produk-produk yang bisa menjadi unggulan baik dari sisi Indonesia maupun Fiji. Nanti harus duduk bersama memetakan itu dan tentunya harus menguntungkan bagi kedua pihak.
Produk kita di sana cukup banyak, dari elektronik, makanan kecil, hingga karoseri seperti Laksana sudah ada di sana sejak 2007. Sekarang ada sekitar 150—200 unit bus karoseri diekspor ke Fiji yang digunakan sebagai bus antarkota maupun bus dalam kota.
Mungkin juga ada untuk bus wisata. Kota wisata yang terkenal di Fiji ialah Nadi yakni wisata bahari, keindahan alam dan laut.
Penduduk Fiji sekitar 900.000 orang, wisatawannya 750.000 orang. Dengan kata lain, 1 orang menangani 3—4 wisatawan. Wisatawan Fiji umunya dari Australia, Selandia Baru, dan Amerika karena ada penerbangan langsung.
Potensi wisata mereka besar tapi kita tidak melihat mereka sebagai pesaing, tetapi bagaimana bisa saling mengembangkan potensi wisata kita. Kita bisa saling isi dengan keindanhan wisata bahari di Indonesia. Itu juga salah satu program KBRI yakni saling melengkapi destinasi wisata.