Bisnis.com, JAKARTA—Presiden AS Donald Trump mengingatkan Rusia untuk bersiap menanti serangan peluru kendali di Suriah. Ancaman itu dilontarkan Trump setelah Dewan Keamanan PBB gagal mencapai kesepakatan untuk menghindari serangan militer terkait serangan gas kimia di dekat Kota Damaskus.
“Rusia berjanji akan menembak jatuh setiap serangan rudal yang ditembakkan ke Suriah. Bersiaplah Rusia, serangan itu akan datang,” ujar Trump melalui cuitan akun Twitter miliknya sebagaimana dikutip Theguardian.com, Rabu (11/4/2018).
Trump melanjutkan pesannya “Anda tidak akan bermitra lagi dengan binatang yang membunuh warganya dengan gas, dan nikmatilah hal itu. Sejauh ini AS menuding pemerintah Suriah atas dukungan Rusia melakukan serangan gas beracun tersebut."
Sementara itu, pihak Kremlin menyatakan kepada AS dan negara sekutunya bahwa serangan militer atas Suriah bisa menambah instabilitas di kawasan itu.
Menanggapi cuitan Trump, Juru Bicara Kemenlu Rusia Maria Zakharova mengatakan “Rudal pintar akan terbang menghadapi para teroris, bukan bergerak mencari pemerintahan yang berkuasa yang telah bertahun-tahun memerangi teroris internasional di wilayahnya.”
Dia menambahkan bahwa “rudal pintar” AS akan menghilangkan bukti serangan senjata kimia.
Baca Juga
Upaya untuk menghindari konfrontasi militer di Suriah melalui Dewan Keamanan PBB gagal setelah Rusia dan negara-negara Barat tidak menemukan titik kompromi soal tanggapan dunia internasional terkait penggunaan senjata kimia di jazirah Arab tersebut.
Masing-masing pihak saling menolak proposal untuk mendirikan sebuah badan yang bertujuan untuk melakukan penyelidikan atas penggunaan gas racun di Suriah.
Delegasi AS menyatakan telah melakukan segala upaya untuk mengakomodasi pendapat Rusia. Sedangkan Rusia menyatakan bahwa isu racun kimia senagaja digunakan oleh AS dan sekutunya sebagai ‘prakondisi’ untuk menyerang Suriah.
AS, Prancis dan Inggris sepakat melakukan serangan militer untuk menghukum rezim Bashar al-Assad. Negara tersebut menilai Bashar bertanggung jawab atas serangan gas kimia yang terakhir di Douma pada 7 April lalu. Serangan di pinggiran kota Damaskus itu menewaskan lebih dari 45 orang.