Kabar24.com, JAKARTA - Probosutedjo, adik mantan Presiden RI Soeharto, pagi ini meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Berdasar informasi yang diperoleh Bisnis.com, Senin (26/3/2018), almarhum di rawat di RSCM beberapa hari ini. Namun masa perawatan masih belum sampai seminggu.
"Almarhum meninggal hari ini sekitar pukul 06-07 di RSCM. Sekarang di RSCM sedang persiapan untuk segera membawa almarhum ke rumah duka di Diponegoro 20-22, Jakarta," ujar Rico Noviantoro, Kepala Bagian Pemberitaan dan Media Biro Sekretariat dan Humas Universitas Mercu Buana.
Rico menambahkan, rencananya almarhum akan dimakamkan di Yogyakarta. Namun, soal kepastian pemberangkatan jenazah ke Yogyakarta masih belum diketahui.
Probosutedjo dilahirkan di desa Kemusuk, Yogyakarta, Jawa Tengah, 1 Mei 1930. Probosutedjo adalah anak kelima dari 10 bersaudara pasangan Atmoprawiro dan Soekirah.
Probosutedjo lahir sebagai Suprobo. Secara tradisional semua orang Jawa mengubah nama mereka ketika menikah. Nama baru menggabungkan nama-nama ayah dan mertua mereka. Pada awalnya, nama Probosutedjo dipisahkan sebagai Probo Sutedjo. Kemudian diperbaiki penulisannya menjadi Probosutedjo. Hubungan uniknya dengan mantan Presiden Kedua Indonesia, H.M. Soeharto, menjadikannya sosok yang menonjol di Indonesia.
Baca Juga
Laman mercubuana.co menuliskan, "Probosutedjo adalah seorang lelaki yang memiliki hubungan budaya yang mendalam dengan akarnya. Kecintaannya pada budaya memanifestasikan dirinya dalam koleksi barang antik Jawa (seperti Keris), perhiasan dan seni."
Dia bahkan membeli dan mengangkut seluruh rumah Kudus (rumah kayu antiknya yang indah dan berukir) ke halaman belakang rumahnya di Jakarta.
Probosutedjo sangat mencintai rumah itu sehingga, pertama, dia mulai menggunakannya sebagai kantor pribadinya. Keagungan rumah Kudus sekarang dapat dilihat di Royal Presidential Suite di Le Meridien Hotel Jakarta.
Bakti Probosutedjo terhadap budayanya tidak berhenti hanya dengan mengumpulkan barang-barang antik Jawa. Dia telah membantu melestarikan banyak bangunan dan situs warisan sejarah Jawa yang penting juga.
Meskipun menjadi manusia tradisional, Probosutedjo mengakui pentingnya kemajuan pengetahuan di Indonesia dan bagaimana transfer pengetahuan dari negara lain dapat membantu memfasilitasi ini.
Di Indonesia, Probosutedjo telah membangun dua universitas yaitu Universitas Mercu Buana, berlokasi di Jakarta Barat dan University of Wangsa Menggala, di kampung halamannya, Yogyakarta.
Selain membangun dua universitas, ia telah membantu dalam membangun sekolah dasar dan menengah, masjid, dan bahkan mensponsori siswa berbakat untuk melanjutkan studi mereka di institut pendidikan tinggi.
Pada usia sembilan belas tahun, Probosutedjo telah kehilangan kedua orang tuanya.