Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tersangka Pengeboman Texas Ledakkan Diri Saat Polisi Mendekat

Seorang pria pengangguran berusia 24 tahun tersangka pelaku pengeboman selama 3 pekan belakangan di Texas, Amerika Serikat meledakkan diri di sisi jalan ketika polisi mendekatinya pada Rabu (21/3/2018) dini hari, kata pihak berwenang setempat.
Petugas keamanan mengumpulkan bukti-bukti di luar kantor FedEx setelah sebuah bom meledak di Texas, AS, Selasa (20/3). - Reuters/Sergio Flores
Petugas keamanan mengumpulkan bukti-bukti di luar kantor FedEx setelah sebuah bom meledak di Texas, AS, Selasa (20/3). - Reuters/Sergio Flores

Bisnis.com, PFLUGERVILLE—Seorang pria pengangguran berusia 24 tahun tersangka pelaku pengeboman selama 3 pekan belakangan di Texas, Amerika Serikat meledakkan diri di sisi jalan ketika polisi mendekatinya pada Rabu (21/3/2018) dini hari, kata pihak berwenang setempat.

Polisi melacak tersangka ke hotel sekitar 32 kilometer arah utara Austin, ibu kota negara bagian tersebut, dan mengikuti kendaraannya ketika dia menepi dan meledakkan perangkat untuk bunuh diri, kata Kepala Polisi Austin Brian Manley kepada wartawan di dekat tempat kejadian itu.

"Tersangka tewas dengan luka parah akibat ledakan bom di dalam kendaraannya," kata Manley kepada wartawan. Dia menolak menjelaskan tentang tersangka lebih lanjut, kecuali mengatakan bahwa dia berkulit putih.

Penyelidik melacaknya beberapa hari sebelum mendekat di hotel, yang tak disebutkan namanya, di Round Rock, Texas, tidak jauh dari rumahnya di Pflugerville, kata Gubernur Greg Abbott kepada Fox News, Rabu.

"Kami sudah tahu beberapa hari seperti apa kemungkinan tersangka," kata Abbott. "Penegak hukum berada di rumahnya di Pflugerville, di mana kami sedang mempelajari apakah benar atau tidak lokasi tersebut merupakan tempat dirinya membuat bom," katanya.

Gubernur menambahkan bahwa tersangka diyakini telah tinggal dengan dua teman sekamar, yang saat ini tidak dianggap sebagai tersangka, kata Abbott.

Petugas Texas menutup jalanan tempat tersangka tinggal, tidak jauh dari tempat bom pertama meledak pada 2 Maret, yang menewaskan satu orang.

Manley mengatakan bahwa tersangka diyakini bertanggung jawab atas enam bom di sekitar Austin, semuanya diledakkan kecuali satu bom. Dia mengatakan motivasi untuk pemboman atau apakah tersangka menerima bantuan masih belum diketahui.

Manley memperingatkan warga untuk berhati-hati karena tidak jelas apakah masih ada bom yang tertinggal di sekitar kota tersebut.

Pemboman tersebut menewaskan dua orang dan melukai setidaknya lima lainnya, membuat takut masyarakat Austin, kota berpenduduk sekitar 1 juta orang.

Pemboman pertama terjadi saat kota tersebut menjadi tuan rumah festival musik, film dan teknologi tahunan "South By Southwest." Saat petugas menunggu bala bantuan sebelum menangkapnya, tersangka meninggalkan hotel dan polisi mengikutinya.

Tersangka meninggalkan jalan raya utama kota dan dua petugas polisi Austin mendekati kendaraannya saat dia menyalakan perangkatnya. Seorang petugas tertembak dalam kendaraan itu dan yang lain menderita luka ringan ketika bom itu meledak, kata Manley.

Polisi telah mendesak warga untuk memperlakukan paket dengan hati-hati selama aksi pengeboman, dan Manley memperingatkan bahwa masyarakat seharusnya tidak membiarkan penjagaan mereka menurun.

"Semua orang perlu mengingat bahwa penyelidikan ini terus berlanjut. Kami masih memerlukan masyarakat untuk waspada," kata Walikota Austin Steve Adler kepada afiliasi televisi CBS setempat pada Rabu.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengucapkan selamat kepada pihak berwenang di Twitter: "Kerja bagus oleh penegak hukum dan semua pihak terkait!" Tiga perangkat pertama adalah bom paket yang diletakkan di depan rumah di sekitar Austin. Bom Keempat meledak pada Minggu malam, tampaknya diledakkan dengan pemicu kawat, dan yang kelima meledak di dalam fasilitas FedEx Corp pada Selasa.

Pemboman tersebut membingungkan pihak berwenang, yang pada Minggu telah secara terbuka meminta pembom tersebut menghubungi mereka dan menjelaskan mengapa dia melakukan serangan tersebut.

Dua bom pertama menewaskan warga kulit hitam, menimbulkan kekhawatiran bahwa mereka menjadi bagian dari kejahatan kebencian, namun penyidik mengatakan ledakan yang terjadi kemudian dan lebih acak yang dilakukan membuat kemungkinan tersebut mengecil.

Manley mengatakan bahwa penyidik tidak tahu pasti tentang apa yang mendorong tersangka untuk melakukan pemboman tersebut.

"Kami tidak mengerti apa yang membuat dia melakukan yang dia lakukan," kata Manley.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maftuh Ihsan
Editor : Maftuh Ihsan
Sumber : Antara/Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper