Kabar24.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikabarkan telah memutuskan untuk menyingkirkan penasehat keamanan nasional Gedung Putih H.R. McMaster dari jajaran pemerintahannya.
Kabar ini mengemuka hanya beberapa hari setelah Trump secara mengejutkan memecat Menteri Luar Negeri Rex Tillerson.
Pada Kamis (15/3) waktu setempat, surat kabar AS The Washington Post mengabarkan perihal rencana Trump untuk menyingkirkan McMaster. Namun, Trump kemungkinan sedang mencari waktu yang tepat untuk mengumumkan keputusan tersebut.
Pengumuman keputusan ini harus dilakukan dengan cermat agar tidak mempermalukan McMaster sekaligus demi memastikan proses transisi yang mulus. Dalam mengabarkan hal ini, Washington Post mengutip lima sumber yang disebut mengetahui rencana Trump.
Jika keputusan tersebut diumumkan secara resmi, McMaster akan menjadi orang kedua yang meninggalkan posisi tersebut sejak Trump mulai menjabat sebagai Presiden ke-45 AS pada Januari 2017.
Sebelum McMaster menjabat, penasehat keamanan nasional pertama, Michael Flynn, dipecat pada Februari 2017 setelah dinilai menyesatkan pejabat Gedung Putih tentang kontaknya dengan Duta Besar Rusia.
Baca Juga
McMaster diketahui memiliki tugas untuk menasehati Trump yang kerap menyampaikan pemikiran tanpa filter tentang situasi keamanan nasional yang rumit, seperti perkembangan persenjataan Korea Utara dan kesepakatan nuklir Iran dalam cuitannya.
Pemerintahan Trump pun merespons kabar tentang rencana penyingkiran McMaster. Juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan bahwa Presiden Trump memiliki hubungan kerja yang baik dengan penasehat keamanan nasionalnya.
Dalam akun Twitternya, Sanders juga menyatakan tidak ada perubahan dalam Dewan Keamanan Nasional.
Kepergian McMaster akan menghilangkan suara kebijakan luar negeri yang mendalam dari lingkaran internal Trump, yang minim dengan pejabat berpengalaman dalam hal keamanan nasional.
Sejak menduduki posisi itu, McMaster menghadapi kritik dari beberapa pendukung nasionalis Trump. Pria berusia 55 tahun ini dikritik sebagai seorang ‘globalis’ yang mewakili pemikiran mapan mengenai keamanan nasional.
Belum lama ini, McMaster memancing kegusaran Trump setelah mengatakan bukti bahwa Rusia ikut campur dalam pilpres AS pada 2016 adalah sesuatu yang tidak dapat dibantah, menyusul sejumlah dakwaan dari kantor pengacara khusus Robert Mueller.
Kegusaran Trump ditunjukkan kepada McMaster melalui sebuah unggahan di Twitter bulan lalu.
“Jenderal McMaster lupa mengatakan bahwa hasil pemilihan 2016 tidak terpengaruh atau diubah oleh Rusia dan satu-satunya kolusi yang terjadi adalah antara Rusia dan ‘Crooked H’, DNC dan ‘The Dems’,” tulis Trump, seperti dikutip CNBC, Jumat (16/3/2018).
Menurut Washington Post, Trump telah mengeluhkan bahwa pengarahan-pengarahan yang diberikan McMaster terlalu panjang dan tampak tidak relevan.
Lebih lanjut surat kabar tersebut menyebutkan kandidat potensial untuk mengisi jabatan itu, di antaranya adalah mantan Duta Besar AS untuk PBB John Bolton dan Kepala Staf Dewan Keamanan Nasional Keith Kellogg.